Sunday, November 29, 2015

TEKNIK PENGELASAN FILLET 1F SAMBUNGAN T

Teknik  Pengelasan Fillet 1F Sambungan T
Pada pengelsan SMAW, terdapat banyak kasus untuk sambungan, salah satunya adalah sambungan fillet. Sambungan Fillet merupakan jenis sambungan yang banyak digunakan dalam dunia konstruksi maupun bidang manufaktur. Sambungan ini banyak macamnya diantaranya yang umum adalah sambungan “T”.

LANGKAH KERJA PENGELASAN

  1. Mengatur arus las (Ampere) sesuai dengan diameter elektroda.
  2. Mengelas ikat pada kedua ujung kampuh T.
  3. Meletakkan kampuh T pada alat bantu dalam posisi datar dibawah tangan.
  4. Mengelas kampuh T.
  5. Bersihkan terak las hasil pengelasan.
  6. Lanjutkan latihan mengelas (kampuh T) sampai menghasilkan alur las yang baik, rata dan simetris.

PETUNJUK PENGELASAN

Untuk menjaga agar kedua pelat jangan sampai bergeser dari posisi yang telah ditetapkan, maka kedua pelat di ikat dengan las ikat pada kedua ujung sambungan atau kampuh tersebut. Kedua pelat harus saling bersentuhan sedemikian rupa, supaya setelah diikat dengan las, tidak  enunjukkan adanya bagian yang bersentuhan itu longgar atau meneruskan sinar. Benda kerja diletakkan pada alat bantu posisi (kanal U) dalam posisi datar dibawah tangan. Untuk menyalakan elektroda dimulai pada titik ± 15 mm dari awal pinggir kampuh. Dan apabila busur listrik sudah menyala, maka batang elektroda digeser kearah permulaan dan selanjutnya proses pengelasan dapat dimulai.
Batang elektroda diarahkan seperti pada proses pengelasan rigi-rigi las, dan sudut arah melintang 45 0. Hasil dari pengelasan kampuh T ini dikatakan baik, apabila penampang kampuh menunjukkan peletakan yang sama dan rata pada kedua sisi pelat atau simetris Dalam pengelasan sambungan / kampuh T ini berarti bahwa ada dua pelat yang bertemu dalam posisi tegak lurus, pertemuan ini disebut pertemuan T.

KAMPUH T

Kampuh dari hasil pengelasan pertemuan T atau disebut kampuh T dapat ditunjukkan dengan symbol seperti gambar. Dengan memakai simbol-simbol, maka bentuk kampuh yang diminta, lebih jelas ditunjukkan. Seperti yang telah kita kenal beberapa kampuh sambungan T yaitu antara lain: Datar;  Cembung ; dan Cekung.

Friday, November 27, 2015

PENGETAHUAN PERSIAPAN MATERIAL PENGELASAN


Pengetahuan Persiapan Material Pengelasan
Juru Las diwajibkan paham mengenai jenis material yang akan dilakukan pengelasan. Pemahaman yang dimaksud meliputi pengetahuan tentang material tersebut mengandung besi (ferro) atau tidak mengandung besi (non ferro). Selain itu juga harus memperhatikan mengenai material tersebut merupakan bahan paduan atau bahan murni, dengan memiliki pemahaman jenis bahan dan paduannya, maka selanjutnya bisa menentukan bagaimana proses pengelasan akan dilakukan, meliputi persiapan, pelaksanaan proses dan juga finishing.

TAHAP PERSIAPAN

Pada tahap persiapan dilakukan proses memutuskan hal-hal penting sebagai berikut :
  • Teknik proses las yang akan digunakan yang pilihannya antara lain adalah SMAW, GTAW, GMAW, OAW, SAW
  • Gas pelindungnya
  • Jenis elektroda yang digunakan
  • Pengaplikasian pre heating/post heating
  • Jenis polaritas yang digunakan (AC/DC+/DC-)
  • Besarnya arus pengelasan
  • Jenis nyala las untuk OAW
  • Tindakan-tindakan lainnya yang diperlukan
Persiapan tersebut perlu dilakukan agar menghasilkan hasil pengelasan yang maksimal dengan kriteria memiliki kekuatan mekanis, kimiawi ataupun syarat lainnya yang pada intinya emiliki sifat relatif sama dengan bahan material yang dilakukan pengelasan. Hasil pengelasan yang maksimal tersebut akan mempengaruhi keselamatan kerja dan umur konstruksi mesin.

KEUNTUNGAN PERSIAPAN MATERIAL YANG BAIK

Material yang digunakan pada proses pengelasan harus dipersiapkan secara serius sebelum dilakukan pengelasan karena akan memberikan kemungkinan keberhasilan jauh lebih besar dibandingkan pengelasan tanpa persiapan yang baik.

KERUGIAN PENGELASAN TANPA PERSIAPAN MATERIAL YANG BAIK

Beberapa hal yang mungkin bisa terjadi jika persiapan material yang dilakukan kurang baik antara lain adalah :
  • Penetrasi tidak baik. Yaitu terjadi penetrasi berlebihan dikarenakan root face terlalu tipis, root gap terlalu lebar atau juga bisa tidak terjadi penetrasi dikarenakan root face terlalu tebal, dan root gap terlalu sempit.
  • Penyempitan jalur pengelasan. Diakibatkan oleh las cacat yang tidak kuat.
  • Misaligment. Yaitu tidak ratanya benda kerja dikarenakan penempatan material sebelum di las cacat yang posisinya tidak rata.
  • Distorsi. Yaitu perubahan bentuk karena pengaruh panas.
  • Porosity. Dikarenakan benda tidak dibersihkan dari karat atau bahan lain.

PERSIAPAN MATERIAL PENGELASAN

Persiapan material untuk proses pengelasan harus sesuai dengan Welder Prosedure  Specification (WPS) atau gambar kerja yang digunakan. WPS merupakan prosedur standar persiapan pengelasan yang didesain khusus melalui pengujian-pengujian di laboratorium oleh para ahli las yang sudah profesional, pengujian tersebut yang dimaksud dapat berupa radiography test, uji tarik, bend test,  atau juga structure/micro.
Persiapan material pengelasan terdiri dari :
  • Material pertama (sisi samping). Dilakukan pembersihan dari kotoran, karat atau bahan lain.
  • Material kedua (sisi yang berhubungan). Dilakukan gerinda rata pada area etrsebut agar pada saat dihubungkan dan saat diterawang tidak terdapat celah diantara keduanya, bila masih ada celah maka akan mengakibatkan penetrasi yang kurang baik. Bila dilakukan pengujian etsa, pada bagian yang celah tersebut tidak akan terjadi fusi atau tidak terjadi perpaduan logam tambah dengan material las, namun pada bagian tersebut akan terisi oleh terak dan selanjutnya disebut cacat slack inclution (terak terperangkap) disebabkan bagian tersebut terisi terak dan bukan logam sehingga bagian tersebut akan menjadi titik lemah dari konstruksi yang dikerjakan.

SPESIFIKASI POSISI PENEMPATAN MATERIAL PADA MEJA KERJA

Penempatan benda kerja disesuaikan dengan posisi pengelasan, dimana posisi pengelasan antara lain adalah :
  • 1F, 2F, 3F, 4F, 5F, 6F
  • 1G, 2G, 3G, 4G plate
  • 1G, 2G, 5G, 6G, 6GR (pipa)
Berbagai pilihan posisi pengelasan tersebut menunjukkan kualifikasi operator las yang berhak melakukan peneglasan, bila operator las mempunyai sertifikat kualifikasi 6G, maka diperbolehkan untuk melakukan pengelasan dengan semua posisi, namun bila operator las mempunyai sertifikat 4G plate, maka operator las tersebut tidak diperbolehkan melakukan pengelasan pipa pada posisi apapun, tetapi boleh melakukan pengelasan pada posisi pengelasan 1F, 2F, 3F, 4F ataupun 1G, 2G, 3G dan 4G.

KAWAT LAS MAINTENANCE EDZONA

Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang maksimal seperti disebutkan pada tahap persiapan antara lain adalah pemilihan jenis electroda yang benar dan berkualitas baik. Silahkan kunjungi menu produk EDZONA untuk mendapatkan kawat las dengan kriteria kualitas terbaik.

Wednesday, November 25, 2015

UNSUR SENYAWA DAN CAMPURAN


Unsur Senyawa dan Campuran

UNSUR

Unsur merupakan zat tunggal yang paling sederhana dan tidak bisa diuraikan lagi dengan reaksi kimia biasa.

PENULISAN LAMBANG UNSUR

Penulisan semua nama unsur dengan nama Latin, aturan penulisan lambang unsur adalah lambang unsur ditulis mengambil dari satu huruf pertama atau dua huruf pertama nama unsur yang bersangkutan tersebut, jadi jika ada unsur-unsur yang mempunyai nama dengan satu huruf pertama sama, maka lambangnya akan dibedakan menggunakan huruf yang kedua, lambang unsur tersebut ditulis dengan menggunakan huruf kapital, sedangkan untuk lambang unsur yang terdiri atas dua huruf pada huruf pertama ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan huruf kecil untuk huruf kedua.

CONTOH UNSUR

Unsur yang umum digunakan oleh manusia antara lain adalah :
  • Aluminium, Bahan aluminium foil untuk kemasan makanan.
  • Besi, Peralatan teknik dari besi, paku, dan peralatan lain.
  • Emas dan perak, Bahan utama perhiasan.
  • Karbon (arang), Dipakai sebagai bahan bakar, bahan pensil, dan bahan baku obat sakit perut norit.
  • Oksigen, Dipakai sebagai bahan membantu pernapasan atau dipakai untuk pemanas dalam proses pengelasan.

KLASIFIKASI UNSUR

Klasifikasi unsur pada umumnya adalah sebagai berikut :
  • Unsur logam
  • Unsur bukan logam
  • Unsur yang memiliki sifat keduanya
Unsur logam dan bukan logam dapat dibedakan berdasarkan dari :
  • Wujud
  • Daya hantar listrik
  • Daya hantar panas
  • Bentuk permukaan
Pada suhu kamar 25°C unsur logam memiliki ciri sbb :
  • Wujud padat (kecuali pada unsur merkuri berwujud cair)
  • Penghantar listrik dan panas yang baik
  • Mengkilap
Pada suhu kamar 25°C unsur non logam memiliki ciri sbb :
  • Pada umumnya berwujud cair dan gas
  • Penghantar listrik dan panas yang buruk
  • Tidak mengkilap.

SENYAWA

Senyawa merupakan zat tunggal yang terbentuk dari dua unsur atau bisa juga lebih dari dua dan masih bisa diuraikan dengan melalui reaksi kimia, unsur-unsur penyusunnya memiliki perbandingan yang tetap dan sifat senyawa tersebut berbeda dari unsur-unsur penyusunnya.

CAMPURAN

Campuran adalah susunan dua zat atau lebih dengan perbandingan yang tidak tetap, sifat dari zat–zat penyusunnya masih ada dalam campurannya tersebut, campuran dibedakan menjadi dua yaitu :
  1. Campuran homogen (Larutan), Disebut sebagai Campuran homogen atau larutan yaitu memiliki arti sejenis atau sama dan karena secara fisik zat tunggal penyusunnya tidak tampak sebab telah melebur menjadi satu kesatuan jadi secara kasat mata biasa tidak akan bisa melihatnya ataupun dilihat dengan mikroskop biasa, namun materi itu tetap ada. Contoh : emas, kuningan, perunggu, campuran udara bersih antara gas nitrogen dengan gas oksigen.
  1. Campuran heterogen (Campuran kasar), Campuran heterogen atau campuran kasar berupa kumpulan dari zat-zat tunggal yang masing-masingnya sifatnya masih terlihat. Contoh : campuran pasir dalam air.

KAWAT LAS MAINTENANCE BERBAGAI MATERIAL

Kawat las Maintenance EDZONA menyediakan beragam Kawat las untuk berbagai keperluan perbaikan dan perawatan peralatan dengan material berbagai jenis logam. Silahkan mengunjungi menu produk Kawat las EDZONA untuk informasi lebih lengkap.

Monday, November 23, 2015

PEMERIKSAAN HASIL LAS DAN CARA MEMPERBAIKI KERUSAKANNYA


Pemeriksaan Hasil Las Dan Cara Memperbaiki Kerusakannya
Semua pekerja las termasuk last ungsten atau TIG pasti menginginkan hasil lasnya adalah hasil maksimal, dengan alur dan sambungan yang baik. Namun tidak dapat dipungkiri akan terjadi beberapa kesalahan pengelasan yang sebagian besar kualitas las yang jelek banyak dipengaruhi oleh 3 hal yaitu busur yang tidak stabil, terjadi inklusi tungsten di dalam las, dan adanya keropos. Pengelasan dengan busur yang tidak stabil dapat diakibatkan oleh beberapa hal yang meliputi kawat las kotor terkontaminasi dengan logam bahan dasar, jarak sambungan terlalu sempit, diameter kawat las terlalu besar, dan busur terlalu panjang.
Untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan cara bersihkan ujung kawat las yang kotor jika masih mungkin, jika tidak memungkinkan maka potonglah pada bagian yang terkontaminasi dan gerinda lagi, sambungan yang terlalu sempit dapat dipecahkan dengan pelebaran kampuh atau mendekatkan busur kawat las pada benda kerja, jarak busur yang terlalu jauh dapat didekatkan dengan benda kerja yang akan disambung  Inklusi tungsten di dalam las diakibatkan oleh ujung kawat las yang retak akibat penggunaan, dan diameter kawat las yang besar dapat ditukar dengan diameter yang lebih kecil. Juga gunakanlah jenis kawat las tungsten yang tidak getas. Adanya keropos biasanya diakibatkan oleh penggunaan gas lindung yang tidak murni, dan terdapat lapisan minyak di permukaan pelat. Solusi untuk mengatasi hal tersebut lebih baik jika menggunakan gas lindung dengan kemurnian 99,99% dan jangan lupa bersihkanlah terlebih dahulu lapisan minyak atau kotoran yang lain sampai bersih sebelum dilas. Juga Usahakan tidak mengelas permukaan yang basah.

KAWAT LAS MAINTENANCE EDZONA

Pemilihan kawat las yang tepat adalah salah satu faktor penting hasil las yang maksimal, apalagi untuk pengelasan maintenance mesin. Karena mesin adalah aset perusahaan yang jika terjadi kerusakan maka akan dapat menghambat proses produksi dan jika terlalu lama maka akan mengakibatkan kerugian perusahaan. Kawat Las Maintenance yang tepat untuk perawatan dan perbaikan mesin-mesin adalah Kawat Las EDZONA.

Saturday, November 21, 2015

JENIS GAS BERBAHAYA DALAM ASAP LAS

Jenis Gas Berbahaya Dalam Asap Las 2
Pada proses pengelasan yang sedang berlangsung akan menghasilkan gas-gas yang bisa berbahaya bagi manusia, jadi penanganan gas tersebut perlu lebih diperhatikan. Jenis gas-ggas yang berbahaya tersebut antara lain adalah :
  1. GAS KARBON MONOKSIDA ( CO ) , Gas Karbon Monoksida memiliki Rumus Kimia CO, gas tersebut memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau ataupun berasa, gas tersebut terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen. Bahaya : Gas Karbon Monoksida mempunyai afinitas yang tinggi terhadap Hemoglobin (Hb) yang akan bisa menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen, afinitas adalah kecenderungan sebuah unsur ataupun senyawa untuk dapat membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa yang lainnya.
  2. GAS KARBON DIOKSIDA (CO2) , Gas Karbon Dioksida memiliki Rumus Kimia CO2 atau juga disebut zat asam arang , gas ini merupakan sejenis senyawa kimia yang terdiri atas dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan satu buah atom karbon, gas tersebut berbentuk gas pada kondisi temperatur dan tekanan yang standar dan terdapat di atmosfer bumi. Bahaya : Gas Karbon Dioksida sendiri sebenarnya tidak terlalu berbahaya secara langsung pada tubuh amnusia, namun jika konsentrasi CO2 terlalu tinggi dari ambang batas normal, maka dapat membahayakan operator las, terutama jika ruangan tempat pengelasan berlangsung tersebut tertutup.
  3. GAS NITROGEN MONOKSIDA (NO), Gas Karbon monoksida memiliki rumus kimia CO, gas tersebut mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berbau ataupun berasa, gas tersebut terdiri atas sebuah atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan sebuah atom oksigen, pada ikatan ini ada dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen lainnya yang merupakan koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Bahaya : Gas Nitrogen Monoksida yang masuk pada pernafasan manusia tidak berbahaya, namun gas tersebut akan bereaksi dengan Hemoglobin (Hb) seperti halnya pada gas CO, tapi ikatan antara NO dan Hb akan jauh lebih kuat dibandingkan dengan CO dan Hb, maka gas NO tersebut tidak mudah dilepaskan dari Hemoglobin dan bisa mengikat Oksigen yang dibawa oleh Hemoglobin sehingga hal tersebut akan mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan oksigen yang akhirnya dapat membahayakan sistem syaraf.
  4. GAS NITROGEN DIOKSIDA ( NO2) , Gas Nitrogen Dioksida merupakan senyawa kimi yang memiliki Rumus Kimia NO2, gas tersebut sering digunakan sebagai bahan sintesis pada pembuatan asam nitrit, sifat dari gas tersebut adalah berwarna merah-kecoklatan, beracun, bau menyengat dan salah satu dari polutan udara utama. Bahaya : Gas Nitrogen Dioksida akan memberikan rangsangan yang kuat pada mata dan juga lapisan pernafasan, bisa bereaksi dengan Hemoglobine (Hb) yang akhirnya dapat menyebabkan sakit pada mata dan batuk–batuk pada operator las, jika mengalami keracunan oleh gas ini untuk jangka waktu yang lama akan bisa berakibat menderita penyakit TBC atau juga paru–paru.
  5. GAS-GAS BERACUN LAINNYA, Gas-gas beracun lainnya biasanya terbentuk karena penguraian dari bahan pembersih dan pelindung terhadap karat.

PENCEGAHAN BAHAYA GAS DALAM ASAP LAS

Untuk meminimalisir bahaya yang disebabkan oleh gas-gas yang dihasilkan dalam proses pengelasan, sebaiknya operator las mengikuti standar keamanan pengelasan dengan menggunakan pengaman pada anggota tubuh dan pemakaian ruangan dengan sirkulasi udara yang aman.

KAWAT LAS BERKUALITAS

Kawat Las Maintenance EDZONA menjual Kawat las yang berkualitas sangat baik untuk berbagai keperluan pengelasan. Dengan kualitas Kawat Las Kami yang baik akan membantu mengurangi bahaya yang disebabkan oleh gas-gas yang ditimbulkan pada pengelasan.

Thursday, November 19, 2015

PEMBAKAR LAS GTAW


Salah satu unit utama dalam menjalankan proses pengelasan GTAWadalah Pembakar  Las. Pembakar las GTAW dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu kepala pembakar, paket slang (konektor),  dan gagang. Di kepala pembakar las terdiri dari rangkaian dudukan kolet , nozel gas, kolet, elektroda tungsten, dan tutup kepala (back cup).  Sedangkan pada gagang pembakar umumnya terpasang tombol penyalaan dan pemadaman busur las. Untuk bagian konektor terdapat ujung-ujung untuk penyambungan kabel ke saluran gas pelindung , elektroda tungsten, dan dan saluran air (jika menggunakan pendinginan menggunakan air).
Pembakar las GTAW
Keterangan gambar :
  1. Nosel gas
  2. Elektroda tungsten
  3. Penjepit elektroda (kolet)
  4. Tutup kepala
  5. Lorong gas pelindung
  6. Tombol pembakar
  7. Saluran gas pelindung
  8. Saluran air masuk
  9. Kabel arus las
  10. Saluran air balik.

MEMBONGKAR DAN MEMASANG PEMBAKAR LAS

Untuk pembongkaran yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: [1] Pertama, Lepaskan tutup kepala pembakar dengan cara memutarnya kekiri [2] Keluarkan elektroda tungsten dan kolet yang menjepitnya [3] Lepaskan nosel gas dengan cara memutarnya kekiri [4] Lepaskan dudukan kolet dengan memutarnya kekiri.
Untuk pemasangan yang harus dilakukan adalah [1] Pasangkan dudukan kolet dengan memutar kekanan [2] Pasangkan nosel gas dengan memutarnya kekanan [3] Masukkan kolet dari arah belakang kepala pembakar [4] Masukkan elektroda dari arah belakang kepala pembakar [5] Pasangkan tutup kepala pembakar dan kencangkan setelah kemunculan ujung elekroda tungsten disetel (dengan panjang kemunculan tidak melebihi diameter dalam nosel gas pelindung). Untuk pembongkaran dan pemasangan bagian konektor pada umumnya menggunakan sambungan nipel berulir.

PERAWATAN PEMBAKAR LAS GTAW

Pembakar las GTAW pada prinsipnya harus selalu dirawat. Secara berkala bagian atau kompenen-komponennya harus di cek kondisinya.
Pembakar las GTAW 2
Bagian-bagian tersebut perlu mendapatkan perawatan sebagai berikut:
[1] Kedudukan gagang kepala pembakar harus selalu dicek kedudukannya jangan sampai longgar terhadap rumahnya (11)
[2] Tutup kepala dan O-ringnya perlu dijaga dari kerusakan dengan cara  melepaskan dan mengencangkan sewajarnya dengan tangan (jangan dengan alat!), jangan sampai jatuh, dan simpan pada tempat penyimpanan selama tidak digunakan.
[3] Perapat atau isolasi kepala pembakar, selalu dicek fungsi kerapatannya, jika bocor lebih baik diganti dengan yang baru
[4] Kolet penjepit elektroda harus digunakan secara tepat yaitu menggunakan hanya kolet yang ukurannya sesuai dengan elektroda tungsten yang digunakan. Simpan selama tidak digunakan. [5] Dudukan kolet atau laluan gas (gas orifice), melepas dan memasang menggunakan tangan atau alat ringan dan kencangkan sewajarnya (demikian juga bagian 7 dan 8). Cek dan bersihkan lubang-lubang gas jika kotor atau buntu.
[6] Nosel gas (6 & 9). Nosel gas terbuat dari keramik yang mudah pecah, oleh karena itu perlu dijaga jaga jangan sampai jatuh dan kena benturan atau pukulan. Gunakan nosel dengan ukuran yang sesuai kebutuhannya. Melepas dan memasang nosel gas cukup dengan tangan (jangan mengunakan alat!). Gunakan kertas gosok untuk membersihkan nosel gas yang sudah kotor.
[7] Tombol pembakar (10) perlu sering dicek atau dirasakan kefungsiannya, jika terasa ada kelainan maka harus segera dilakukan pemeriksaan dan perbaikan.

Tuesday, November 17, 2015

TEKNIK MEMBUAT MANIK POSISI DATAR


Dalam pengelasan SMAW terdapat beberapa teknik untuk membuat manik-manik, salah satunya adalah membuat manik-manik dengan posisi datar.

TEKNIK MEMBUAT MANIK POSISI DATAR DENGAN AYUNAN

1. PERSIAPAN

Sebagai langkah awal dalam proses pengelasan ini, lakukan persiapan dengan melaksanakan langkah-langkah adalah : Meletakkan logam dasar diatas meja kerja pada posisi yang tepat dan bersihkan  permukaannya. Kemudian atur arus pengelasannya dengan ukuran antara 160 & 170 A untuk pelat tebal 9 mm dan jangan lupa untuk memperhatikan posisi tubuh.

2. PENYALAAN BUSUR

Nyalakan busur api sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan kembali ke posisi semula. Pengelasan manik-manik las [1] Elektroda harus dipegang dengan kemiringan 90 o  terhadap kanan kirinya logam dan 75 – 85 o  terhadap arah lasnya. [2] Gerakkan batang lasnya ke tepi kanan dan kirinya sambil berhenti sejenak dititik masing-masing tepi. [3] Lebar ayunan tidak boleh lebih dari 3 kali diameter inti [4] Gerakkan tangkai las dengan jarak yang tetap dengan cara  menggunakan seluruh tangan.

4. MENYAMBUNG MANIK-MANIK LAS

Untuk menyambung manik-manik las yang terputus karena elektrode habis, ikuti petunjuk berikut : Bersihkan kawah las, Nyalakan busur kurang lebih 20 mm didepan kawah las dan putar kembali ke kawah, kemudian buat endapan sampai hampir memenuhi kawah lalu maju.

5. MENGISI KAWAH LAS

Nyala dan matikan busur berulang-ulang melalui ujung elektrode, buatlah endapan sehingga mengisi kawah sama rata dengan manik-manik.

PEMILIHAN ELEKTRODA

Tiga faktor untuk menjamin pengelasan yang bagus adalah desain yang tepat, material yang baik dan teknik yang baik adalah. Jika salah satu dari faktor ini tidak ada, maka hasil pengeasan yang memuaskan tidak dapat dicapai. Persiapan pengelasan yang harus dilakukan dengan kualitas yang dipersyaratkan adalah penting untuk dimengerti sifat-sifat dari tiap-tiap material las (elektrode las, kawat, fluks).  Pemilihan logam pengisi las berupa elektroda las ataupun filler metal electrode sebagai logam pengisi dalam proses pengelasan sangat berpengaruh dalam menentukan mutu hasil pengelasan, begitu juga fluks dan gas sebagai pelindung (shielding). Jika salah dalam pemilihan kawat las dan material lainnya akan menyebabkan kegagalan pengelasan. Untuk mendapatkan kawat las maintenance yang tepat, gunakan kawat las EDZONA.

Sunday, November 15, 2015

KAWAT LAS MAINTENANCE CUTTING DAN GOUGING


Kawat Las Maintenance Cutting Dan Gouging

KAWAT LAS CUTTING DAN GOUGING

Kawat Las Cutting dan Gouging merupakan Kawat Las Maintenance yang khusus digunakan untuk membuat alur pengisian kawat las dari permukaan logam yang retak atau logam yang butuh pengisian kawat las saat penyambungan, selain itu dapat diaplikasikan juga untuk pemotongan logam yang tidak bisa atau sulit dipotong seperti pada plat stainless steel yang tidak bisa dipotong dengan menggunakan las karbit atau aceteline, selain itu juga tepat untuk logam keras yang sulit dipotong dengan gerinda, serta juga pada aplikasi pada area yang sempit yang tidak mudah dimasuki perkakas gerinda atau aceteline.

PERALATAN GOUGING DENGAN NYALA API

Proses Cutting, Gouging dan oksi asetilin secara manual menggunakan peralatan utama yang sama, yang antara lain adalah :
  • silinder bahan bakar gas ( asetilin/ LPG )
  • silinder oksigen
  • regulator
  • pembakar
Proses Gouging menggunakan peralatan bahan bakar gas dan oksigen atau menggunakan nyala api (flame gouging), prosesnya hampir sama pada proses cutting dengan oksi- bahan bakar gas, letak perbedaannya hanya pada bentuk nozzle yang didesain secara khusus. Proses Gouging didesain untuk pembuatan alur pada permukaan logam. Bagian mulut oksigen potong yang lebih besar menyediakan oksigen potong untuk area yang lebih luas. Gouging dengan nyala api memerlukan volume oksigen yang lebih banyak pada kecepatan yang rendah dan selanjutnya proses gouging dengan nyala netral. Proses ini akan menghasilkan suatu hasil alur yang dangkal pada permukaan logam. Nozzle pengalur memiliki tip yang melengkung dan lurus. Seperti pada nozzle potong, tip pengalur distempel dengan tulisan huruf dan juga nomor seri untuk membuat keterangan tipe dan ukurannya. Tip pada gouging lurus distempel GS, Tip yang lengkung distempel GB. Selain itu, diameter oksigen gouging (dalam mm) biasanya juga ikut dituliskan.

APLIKASI KAWAT LAS CUTTING DAN GOUGING

Pemakaian Kawat Las EDZONA Cutting dan Gouging dapat digunakan pada semua jenis logam Ferro dan non Ferro termasuk juga pada stainless steel. Keselamatan dan kesehatan kerja cutting dan gouging, Bahaya yang dapat ditimbulkan dari proses cutting dan gouging antara lain adalah :
  • Radiasi infra merah dan cahaya tampak (cahaya yang menyilaukan)
  • Panas dari nyala api pada pemanasan awal dan pemotongan
  • Percikan api dan terak
  • Konsentrasi bahan bakar gas
  • Asap

KAWAT LAS MAINTENANCE CUTTING DAN GOUGING

Hubungi Kami untuk mendapatkan konsultasi gratis mengenai aplikasi Kawat Las Cutting dan Gouging EDZONA atau untuk pembelian online dengan harga spesial.

Friday, November 13, 2015

TEKNIK LAS MANIK LURUS POSISI DATAR


Pada pengelasan SMAW, salah satu teknik yang sering digunakan adalah teknik pengelasan maik-manik lurus posisi datar. Berikut ini adalah tips dan langkah-langkah untuk pengelasan manik-manik lurus untuk posisi datar SMAW:

1. PERSIAPAN

langkah pertama pada pengelasamn ini adalah melakukan persiapan dengan tahapan-tahapannnya sebagai berikut :
a. Menempatkan logam dasar dengan tebal 9 mm pada meja kerja las dengan posisi yang stabil dan pastikan permukaannya bersih.
b. Mengatur arus las dengan besaran antara 150 dan 160 A.
c. Atur posisi tubuh seperti pada gambar di atas

2. PENYALAAN BUSUR

Penyalaan busur dengan busur api sekitar 10-20 mm didepan titik awal dan kembali ke posisi semula seperti terlihat pada gambar di atas

3. PENGELASAN MANIK-MANIK LAS

a. Tempatkan kawat las 90 derajat terhadap permukaan logam dasar dan 70 sampai 80 derajat terhadap arah pengelasan.
b. Tahan dengan seksama lebar rigi-rigi pastikan jangan sampai melebihi dua kali diameter inti.
c. Pastikan bahwa panjang busur kira-kira 3- 4 mm.
d. Arahkan kawat las pada ujung lubang pengelasan.

4. MEMATIKAN BUSUR LAS

Untuk mematikan busur las biarkan panjang busur menjadi pendek lalu segera matikan busur las

5. MENYAMBUNG MANIK-MANIK LAS

Terbatasnya panjang kawat las terbungkus yang digunakan pada proses pengelasan ini mengakibatkan terputusnya manik-manik las. Untuk menyambung kembali manik-manik las ikuti petunjuk berikut :
a. Bersihkan ujung lubangnya.
b. Nyalakan busur las sekitar 20 mm di depan kawah las dan putar balik kekawah lasnya.
c. Buat endapan sehingga kawah lasnya terisi lalu pindahkan kawat lasnya ke depan.
d. Pengisian kawah/lubang las, dengan membuat endapan pada kawah las sehingga sama rata dengan bahan yang dilas.
1) Untuk panjang busur biarkan panjangnya memendek pada ujung garis pengelasan dan buatlah lingkaran kecil 2 atau 3 kali.
2)Kemudian nyalakan dan matikan busur secara berulang-ulang dan pastikan sudah melakukan [embersihan sebelum awal pengelasan
e. Pemeriksaan hasil las, setelah proses pengelasan selesai, lakukan pemeriksaan pada hal-hal berikut :
1) Kondisi akhir ujung pengelasan.
2) Hasil pengelasan (ketebalannya, kekuatannya, relung-relung lasnya).
3) Takik / Tumpang tindih (overlapping)

Wednesday, November 11, 2015

UJI KEKERASAN LAS


Uji Kekerasan Las
Kekerasan suatu material adalah tolak ukur kemampuan material tersebut untuk menahan deformasi plastis. Faktor kekerasan materi adalah juga sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kekerasan dan kekuatan bahan. Uji kekerasan las adalah satu dari banyaknya proses pengujian yang di pakai dalam pengelasan, karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa kesukaran mengenai spesifikasi. Dengan memberikan beban menggunakan indentor ke dalam permukaan untuk mengetahui material kekerasan dari suatu metal diukur. Pada umunya bentuk indentor adalah piramida, peluru atau bola, atau kerucut, dibuat dari material yang lebih keras dibanding material yang diuji. Misalnya karbit tungsten, baja yang dikeraskan, atau intan yang biasanya digunakan untuk indenters.  Metode pengujian kekerasan sangat sederhana, sehingga banyak dilakukan dalam pemilihan bahan. Terdapat beberapa macam metode pengujian kekerasan yang dapat disesuaikan dengan ukuran, bahan, kekerasan, dan lain-lain.

A.   UJI KEKERASAN BRINNELL

Uji kekerasan las dengan Brinnell berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam dengan menggunakan bola baja berdiameter 10 mm dan diberi beban 3000 kg. Untuk logam lunak, beban dikurangi hingga tinggal 500 kg untuk menghindarkan jejak yang dalam. Sedangkan untuk bahan logam sangat keras digunakan paduan karbida tungsten dengan tujuan untuk memperkecil terjadinya distorsi indentor. Penerapan beban selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur dengan mikroskop daya rendah setelah beban tersebut dihilangkan. Kemudian dicari harga rata-rata dari 2 buah pengukuran diameter pada jejak yang berarah tegak lurus.

B.   UJI KEKERASAN VICKERS

Uji kekerasan vickers menggunakan penumbuk piramida intan yang dasarnya berbentuk bujur sangkar. Sudut antara permukaan piramida yang saling berhadapan adalah 136°. pengujian ini sering dinamakan uji kekerasan piramida intan karena bentuk penumbuknya piramida, maka Angka kekerasan vickers (VHN) didefinisikan sebagai beban dibagi luas permukaan lekukan. Pada prakteknya luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik panjang diagonal jejak.
Pada pengujian ini beban yang biasanya digunakan berkisar antara 1 sampai 120 kg,  tergantung pada kekerasan logam yang akan diuji. Lekukan yang benar yang dibuat oleh piramida intan harus berbentuk bujur sangkar. Tetapi penyimpangan dapat terjadi pada penumbuk lekukan. Lekukan bantal jarum dapat disebabkan karena [1] terjadinya penurunan logam di sekitar permukaan piramida yang datar biasanya terjadi pada logam yang dilunakkan dan mengakibatkan pengukuran panjang diagonal yang berlebihan [2] logam yang mengalami proses pengerjaan dingin diakibatkan oleh penimbunan ke atas logam di sekitar permukaan penumbuk. Pada kondisi demikian ukuran diagonal akan menghasilkan luas permukaan kontak yang kecil, sehingga dapat menimbulkan kesalahan angka kekerasan yang besar.

C.   UJI KEKERASAN ROCKWELL

Uji kekerasan Rockwell  memiliki sifat yang cepat dan bebas dari kesalahan manusia,  mampu untuk membedakan perbedaan kekerasan yang kecil pada baja yang diperkeras dan ukuran lekukannya kecil, sehingga bagian yang mendapat perlakuan panas yang lengkap dapat diuji kekerasannya tanpa menimbulkan kerusakan. Uji ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban yang konstan sebagai ukuran kekerasan. Mula-mula diterapkan beban kecil (beban minor) sebesar 10 kg untuk menempatkan benda uji. Kemudian diterapkan beban yang besar (beban mayor), dan secara otomatis kedalaman lekukan akan terekam oleh gage penunjuk yang menyatakan angka kekerasan. Untuk indentornya biasanya digunakan penumbuk berupa kerucut intan 120° dengan puncak yang hampir bulat dan dinamakan penumbuk Brale, serta bola baja berdiameter 1/6 inchi. Beban besar yang digunakan adalah 60, 100 dan 150 kg.  16 i nchi dan 1/8.

Monday, November 9, 2015

LAS TITIK


Las Titik

TENTANG LAS TITIK

Las titik adalah salah satujenis yang  harus diketahui, las titik adalah jenis las resistansi listrik yang dikembangkan setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah, yang merupakan suatu teknik penyambungan yang ekonomis dan efisien khususnya untuk pengerjaan logam plat. Pada las titik, benda kerja plat (logam) yang akan di sambungkan di jepit dengan kawat las dari paduan tembaga dan kemudian dalam waktu singkat dialirkan arus listrik yang besar. Karena aliran listrik antara kedua kawat las tersebut harus melalui (logam) plat yang di jepit, maka timbul panas pada tempat jepitan yang menyebabkan logam di tempat tersebut mencair dan tersambung. Pada tempat kontak antara kawat las dan plat logam juga terjadi panas karena tahanan listrik, tetapi tidak sampai mencairkan logam karena ujung-ujung kawat las didinginkan.

CARA KERJA LAS TITIK

Cara kerja las titik adalah, transformator dalam mesin las merubah tegangan arus bolak-balik dari 110 volt atau 220 volt menjadi 4 volt sampai 12 volt  maka arusnyamenjadi cukup besar sehingga dapat menimbulkan panas kemudian pelat logam yang dilas dijepit pada tempat sambungan dengan sepasang kawat las dari paduan tembaga dan kemudian dalam waktu yang singkat dialiri arus listrik yang cukup besar. maka pada tempat jepitan timbul panas karena tahanan listrik yang menyebabkan logam mencair dan tersambung. Panas ini juga timbul di tempa kontak antara kawat las dan pelat, tetapi tidak sampai mencairkan logam, karena ujung-ujung kawat las didinginkan dengan air. saat aliran listrik dihentikan, maka logam yang mencair tadi akan menjadi dingin dan terbentuk sambungan dibawah tekanan gaya kawat las agar tidak terjadi busur antara kawat las dan sambungan.

SIKLUS LAS TITIK

Pada las titik, Siklus pengelasan dimulai saat proses waktu tekan atau disebut squezee time adalah ketika kawat las menekan plat dimana arus belum dialirkan. Kemudian adalah proses waktu pengelasan (heat or weld time) arus dialirkan ke kawat las sehingga timbul panas pada pelat di posisi kawat las sehingga terbentuk sambungan las. Selanjutnya proses waktu tenggang (hold time) saat arus dihentikan namun tekanan tetap ada. Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai sambungan menjadi kuat dan tekanan di hilangkan dan plat siap dipindahkan untuk dilakukan proses pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru. Peralatan mesin las titik ada tiga jenis yaitu : [1] mesin las titik tunggal stasioner, [2] mesin las titik tunggal yang dapat dipindahkan dan [3] mesin las titik ganda. Mesin las stasioner dapat dibagi lagi atas jenis : lengan ayun dan jenis tekanan langsung. Jenis lengan ayun merupakan jenis yang sederhana dan mempunyai kapasitas kecil.
Las titik menggunakan panas dari arus listrik dan besarnya panas dapat di hitung dengan menggunakan rumus :
H   = I² R t (2.1)
Dengan:
I  = kuat arus listrik (Ampere)
H  = jumlah panas yang dihasilkan (Joule)
t  = waktu pengelasan (detik)
R  = resistansi (ohm)