Saturday, January 16, 2016

Las Tahan Listrik

pengelasan pressure vessel 2

Pengertian Las Tahan Listrik

las tahan listrik atau las resistansi listrik, atau electric resistance welding (ERW) adalah metode pengelasan logam yang menggunakan prinsip tahanan listrik sebagai sumber panasnya. pengelasn dengan metode ini , permukaan yang akan disambung ditekan satu sama lainnya dan saat bersamaan arus listrik dialirkan. Kemudian pada kedua permukaan yang disentuhkan muncul hambatan atau tahanan ketika arus listrik dialirkan dan kedua permukaan menjadi panas dan kemudian mencair.
Las resistansi listrik dibagi menjadi dua metoda, yaitu sambungan tumpang dan sambungan tumpul.

A. Las Resistansi Listrik Tumpang

Umumnya sambungan tumpang  dilakukan untuk pengelasan pelat  tipis. Metoda Sambungan tumpang dibagi menjadi dua yaitu las resistansi tumpang garis dan las resistansi titik .
  1. Seam Resistance Welding. Pada las resistansi tumpang garis, sepasang roda terbuat dari paduan tembaga berfungsi sebagai penekan dan kawat las yang mengalirkan arus. Selama proses pengelasan, roda kawat las ini menekan pelat yang akan disambung dan bergerak sepanjang garis las. Daerah kontak kedua pelat memiliki tahanan yang tinggi, sehingga terjadi panas dan mencair, kemudian dengan tekanan dari roda kawat las kedua pelat tersambung. Prinsip pengelasan ini sama dengan las resistansi titik, namun las resistansi tumpang garis memerlukan arus antara 1,5 sampai 2,0 kali lebih tinggi dari las resistansi titik. Juga membutuhkan tekanan antara 1,2 sampai 1,6 kali lebih besar dari las resistansi titik.
  2. Spot Resistance Welding. Pada las resistansi titik, pelat yang akan disambung dijepit pada tempat sambungan dengan sepasang kawat las dan kemudian dialiri arus listrik yang cukup besar dalam waktu yang singkat. Arus listrik di antara kedua kawat las mengalir melalui pelat yang dijepit. Pada daerah kontak antara kedua pelat muncul hambatan atau tahanan yang relative besar. Pada daerah kontak ini timbul panas dan menyebabkan pelat yang bersentuhan mencair, sedangkan gaya tekan menyebabkan kedua pelat tersambung.Pada daerah kontak antara eletroda dan pelat juga terjadi panas akibat adanya tahanan listrik, namun tidak sampai mencairkan pelat, karena ujung kawat las didinginkan dengan air.

B. Las Resistansi Tumpul

Pda umunya sambungan tumpul  untuk menyambung logam yang berbentuk seperti batang atau dalam pembuatan pipa. Ujung logam yang akan disambung disentuhkan dengan tekanan tertentu, kemudian dialiri arus listrik. Sama denganproses  las resistansi titik dan las resistansi tumpang, dikedua permukaan yang bersentuhan akan timbul hambatan atau tahanan yang besar ketika dialiri arus listrik. Tahanan yang besar mengakibatkan panas dan logam mencair. Dan gaya tekan menyebabkan terjadinya sambungan. Las tumpul dibagi menjadi dua metoda yaitu las tumpul lantak dan las tumpul tekan.
  1. Flash Butt Welding. Pada las tumpul lantak batang yang akan disambung disentuhkan dengan gaya tekan yang rendah sehingga menyebabkan terjadinya busur listrik dibeberapa tempat dan menaikkan temperature logam setempat. Kegiatan ini berulang-ulang sehingga tercapai temperatur yang tinggi dan merata pada kedua logam. Kemudian kedua batang yang akan disambung diberi gaya tekan yang besar sampai terjadi penyambungan.
  2. Resistance Butt Welding. Pada las tumpul tekan, pertama bersihkan dahulu permukaan logam yang akan disambung. Kemudian kedua logam dikontakkan dengan gaya tekan yang tinggi. Arus listrik yang dialirkan menyebabkan daerah kontak menjadi panas dan mencair. Gaya tekan yang diberikan menyebabkan kedua logam menjadi tersambung. Pada pengelasan ini tidak terbentuk busur listrik, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai panas dan pencairan logam. Sehingga menyebabkan mutu pengelasann relatif rendah dibanding dengan metoda las tumpul lantak.