Thursday, December 31, 2015

PENGARUH POSISI PROSES LAS PADA KETERAMPILAN JURU LAS


Pada umunya pekerjaan pengelasan yang dilakukan dengan proses LSW (Liquid state welding) atau proses las dalam kondisi cair.  Proses las yang dilakukan dengan kondisi cair ini, posisi pada saat pengelasan berlangsung sangat mempengaruhi bentuk deposit logam las yang terbentuk. Tidak  semua juru las mahir di semua posisi, baik itu  posisi di bawah tangan (down hand) merupakan posisi yang paling mudah untuk dilakukan, namun bisa asja pada saat mengelas pipa logam dengan posisi miring akan sangat sulit dilakukan. Juru las yang dapat melakukan pengelasan ini adalah juru las kelas satu yang pasti sudah dilengkapi dengan sertifikat standar internasional.
Posisi las dalam dunia industri diberi kode tertentu agar pada saat pengelasan dilakukan, tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan juga prosedur pengelasan. Terdapat dua sistem pengkodean yang banyak dikenal, yaitu sistem yang ditetapkan oleh American Welding Society (AWS) dan sistem International Standard Organisation (ISO).   Berdasarkan kode yang ditetapkan oleh AWS, posisi las dikaitkan pada jenis teknik sambungan las, jika sambungan berkampuh (groove) maka kode posisinya dengan huruf G, untuk posisi down-hand 1G, horisontal 2G, vertikal 3G, over-head 4G, pipa dengan sumbu horisontal 5G, dan pipa miring 45 derajat 6G. Jika sambungan las tidak berkampuh/tumpul (fillet) maka kodenya adalah F, untuk posisi down-hand 1F, horisontal 2F, vertikal 3F, dan over-head 4F.  Sistem kode posisi las yang ditetapkan ISO berbeda dengan AWS. Kode posisi las menurut ISO didasarkan pada posisi elektroda saat pengelasan dilakukan, untuk pengelasan plat diberi kode PA, PB, PC, PD, dan PE, sedangkan pengelasan pipa naik PF  dan pipa turun PG, lihat Gambar di bawah ini.
Pengaruh Posisi Proses Las Pada Keterampilan Juru Las

KAWAT LAS MAINTENANCE EDZONA

Untuk pengelasan dengan hasil yang memuaskan, pemilihan kawat las adalah hal yang penting dan harus berkualitas. Terutama untuk kawat las perbaikan ataupun perawatan mesin-mesin industri dan pabrik, pemilihan kawat las akan mempengaruhi kinerja mesin. Kawat las EDZONA adalah pilihan tepat untuk pengelasan maintenance. Kunjungi kawat las EDZONA untuk memilih berbagai tipe.
Sumber : http://kawatlas.jayamanunggal.com/pengaruh-posisi-proses-las-pada-keterampilan-juru-las/

Tuesday, December 29, 2015

DUA KATEGORI UTAMA PROSES PENGELASAN


Proses Pengelasan merupakan proses untuk menyambungkan dua material atau lebih dengan memanfaatkan energi panas agar bisa menyatu dengan atau tanpa menggunakan tekanan.
Dua Kategori Utama Proses Pengelasan

PEMBAGIAN PROSES PENGELASAN

Mengenai pembagian jenis proses pengelasan, ada dua kategori utama yang digunakan pada umumnya, yaitu :
  1. Proses Pengelasan Lebur (Fusion Welding)
  2. Proses Pengelasan Padat (Solid-State Welding)
Pada Proses Pengelasan lebur yang digunakan adalah panas yang berfungsi untuk meleburkan permukaan yang akan disambung dimana pada sebagian kasus menggunakan logam pengisi namun juga ada yang tanpa logam pengisi. Sedangkan Proses Pengelasan padat pada proses penyambungannya adalah menggunakan panas, tekanan atau keduanya, namun pada proses tersebut tidak terjadi peleburan logam dasar dan tidak ada proses penambahan logam pengisi.

PROSES PENGELASAN LEBUR (FUSION WELDING)

Proses Pengelasan Lebur terdiri dari beberapa kelompok yang antara lain adalah :
  1. Proses Pengelasan Busur (Arc Welding, AW). Proses Pengelasan busur merupakan proses pengelasan yang penyatuan logamnya didapat dengan menggunakan panas dari busur listrik.
  2. Proses Pengelasan Busur yang lain. Terdapat beberapa pengelasan busur lain, dimasukkan pada kelompok terpisah karena proses ini memiliki prinsip kerja yang khusus. Proses Pengelasan Busur yang lain tersebut antara lain adalah sebagai berikut : (a) Proses Pengelasan Busur Karbon (Carbon Arc Welding, CAW). Proses Pengelasan busur karbon merupakan proses pengelasan busur elektroda yang tak terumpan yang pertama kali dikembangkan. (b) Proses Pengelasan Lantak (Stud Welding, SW). Proses Pengelasan lantak biasa digunakan untuk pengelasan pada ujung logam di bidang datar.
  3. Proses Pengelasan Resistansi Listrik (Resistance Welding, RW). Pada Proses Pengelasan Resistensi Listrik, pada permukaan lembaran logamnya yang akan dilakukan penyambungan diberi tekanan satu dengan yang lainnya serta dialirkan arus yang cukup besar lalu dialirkan melewati logam sampai menimbulkan panas pada sambungan tersebut.
  4. Proses Pengelasan Gas (Oxyfuel Gas Welding, OFW). Pada proses Pengelasan jenis ini panas yang dipakai didapatkan dari hasil pembakaran gas dengan oksigen yang menimbulkan nyala api yang suhunya mampu mencairkan logam dasar dan logam pengisinya. Gas yang paling sering digunakan adalah gas asetilen oleh karena itu proses ini juga sering diartikan sebagai pengelasan oksi-asetilen (Oxy Asetylene Welding, OAW).

PROSES PENGELASAN PADAT

Proses Pengelasan yang termasuk pada kelompok pengelasan padat antara lain :
  1. Proses Pengelasan Tempa (Forge Welding). Proses Pengelasan tempa merupakan teknik penyambungan logam yang paling tua, pada proses ini komponen logam yang akan disambung tersebut dipanaskan sampai temperatur kerja lalu bersama-sama ditempa dengan palu atau peralatan yang lainnya sehingga tersambung menjadi satu.
  2. Proses Pengelasan Dingin (Cold Welding, CW). Proses Pengelasan Dingin merupakan proses penyambungan logam pada temperatur ruang yang di bawah pengaruh tekanan yang mengakibatkan permukaan benda kerja mengalami aliran dan kemudian menghasilkan sambungan las.
  3. Proses Pengelasan Rol (Roll Welding, COW). Proses Pengelasan Rol merupakan kategori proses pengelasan padat yang dimana proses penekanannya menggunakan peralatan rol, yaitu baik dengan pemanasan dari luar ataupun tidak, jadi jika tanpa menggunakan panas dari luar, maka prosesnya disebut pengelasan rol dingin, sedangkan jika menggunakan panas dari luar prosesnya maka disebut pengelasan rol panas.
  4. Proses Pengelasan Ledak (Explosion Welding, EXW). Proses Pengelasan Ledak merupakan proses dimana yang terjadi adalah dua permukaan logam dijadikan satu di bawah pengaruh impact dan tekanan.
  5. Proses Pengelasan Gesek (Friction Welding, FRW). Proses Pengelasan Gesek merupakan proses yang penyambungannya dapat terjadi akibat dari panas gesek hasil perputaran logam satu terhadap yang lainnya dan di bawah pengaruh tekanan aksial, kedua permukaannya tersebut yang bersinggungan menjadi panas dan mendekati titik cair lalu bahan yang berdekatan dengan permukaan menjadi plastis.
  6. Proses Pengelasan Ultrasonik (Ultrasonic Welding, USW). Proses Pengelasan Ultrasonik merupakan proses penyambungan pelat untuk logam yang sejenis ataupun tidak sejenis yang pada umumnya dengan cara membentuk sambungan tindih.

KAWAT LAS MAINTENANCE EDZONA

Untuk mendapatkan Kawat las sesuai kebutuhan Perusahaan Anda, Kami menyediakan beragam Kawat las Maintenance dengan pilihan yang lengkap. Silahkan kunjungimenu produk pada website ini untuk informasi lebih lengkap.

Sunday, December 27, 2015

DASAR DASAR LAS BUSUR DC


Dasar Dasar Las Busur DC
pengelasan busur listrik didefinisikan sebagai “suatu kelompok proses pengelasan di mana pelehan bahan karena pemanasan listrik menggunakan busur listrik atau busur, dengan atau tanpa pemberian tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi”. Metode pengelasan busur menggunakan elektrode logam meliputi cara menghasilkan busur antara logam pengisi dan logam yang dilas, dan logam yang ditambahkan pada logam induk (elektroda logam).
Untuk memperoleh hasil lasan bagus, operator harus hafal mengenai hal mesin las dan sirkitnya, elektroda, busur las dan cara manipulasinya.  Sebuah generator atau rectifier (perangkat untk mengubah dari AC menjadi DC) digunakan untuk menghasilkan arus searah (DC) yang cukup kuat utuk dapat melewati jaringan pengelasan, membentuk loncatan busur pada ruang antara elektrode dan logam induk, melelhkan elektrode dan membentuk kubangan pada logam induk. Elektroda yang melelh ini kemudian menyatu dengan logam induk sehingga terjadi proses pengelasan.
Arus listrik pengelasan dapat diatur oleh operator, disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Elektroda las diproduksi dengan bentuk-bentuk : batang kawat polos, kawat berbalut titpis, dan kawat berbalut tebal. Pengelasan menggunakan elektroda polos sangat jarang digunakan, karena sangat sulit mengendalikan kestabilan busur nyalanya. dan hasilnya pun tidak sebagus pengelasan menggunakan elektroda berbalut. pengelasan tangan menggunakan elektroda polos hanya digunakan untuk mengelas benda kerja yang tidak begitu penting. Elektroda terbuka digunakan pada pengelsan otomatis yang dilengkapi dengan bahan fluks las.
Elektroda berbalut menghasilkan nyala busur yang stabil, yang berbalut tebal lebih stabil bahan fluks pembalut elektroda las berpengaruh :
  1. Nyala busur stabil
  2. Menarik bahan campuran terpisah dari cairan logam las mengapung di atas lalu membentuk kerak
  3. Membentuk gen inert di atas permukaan pengelasan, melindungi cairan las dari pengaruhoksidasi
  4. Kerak yang mengapung di atas permukaan cairan las juga melindunginya terhadap oksidasi pada saat proses pendinginan.
Bila dilihat dengan kaca mata las, busur las tempak terbagi 2 bagian, yaitu : berkas-busur api dan nyala api. Pada berkas buusur api, cairan logam tampak berwarna hijau, dan uap logam tampak berwarna kuning. Nyala busur berisi gas netral, tampak berwarna merah muda. Nyala busur melindungi cairan logam pada berkas busur dari pengaruh oksidasi. Bla busur terlalu panjang, gas yang menyala tidak akan mampu lagi melindungi arus busur. cairan logam akan teroksidasi dan bereaksi dengan nitrogen, meyebabkan hasil las lemah dan rapuh. Panjang busur disesuaikan dengan ke dalaman penetrasi las. Pengelasan tebal memerlukan berkas busur panjang. Panjang arus busur dipengaruhi oleh tegangan listrik. Bila arus listrik dan panjang berkas busur yang tepat dapat dipertahankan, akan dapat diperoleh hasil pengelasan sangat bagus.

DASAR-DASAR LAS BUSUR LISTRIK ARUS SEARAH POLARITAS SEARAH (DCSP)

Sirkit pengelasan misalnya elektroda las dihubungkan dengan terminal negatif generator las dan benda kerja dihubungkan dengan terminal positif, disebut polaritas searah. Pada sirkit ini arah aliran cairan logam las pada busur api searah dengan arah aliran elektroda, yaitu terminal negatif ke terminal posotif.

DASAR-DASAR LAS BUSUR ARUS SEARAH POLARITAS TERBALIK/ DCRP

Membalik arah aliran elektron pada sirkit las busur dapat dilakukan yaitu elektron dialirkan dar terminal negatif (katoda) ke logam induk. Arus ini dikenal sebagai arus searah dengan polaritas terbalik (DRCP = Direct Current Reserve Polarity). Elektron yang mengalir dari katoda ini kemudian melewati elektroda dan kembali ke anoda mesin. Pada pengelasan DRCP, panas yang dihasilkan sepertiga bagian mengalir ke logam induk dan dua per tiga bagian di dalam elektroda. dengan dua pertiga bagian panas di dalam elektroda ini, maka di dalam elektroda terjadi panas lebih (superheating) yang mengakibatkan elektroda logam ini eleh, dan lelehan elektroda ini mengalir melintasi busur dengan kecepatan tinggi menuju logam induk. Beberapa hal yang digunakan untuk menentukan pemakaian arus searah dengan polaritas  terbalik antara lain, material logam induk, posisi pengelasan, material elektroda dan pelapisnya.

Friday, December 25, 2015

TIPS KESELAMATAN KERJA OPERATOR MESIN


Tips Keselamatan Kerja Operator Mesin
Pada semua sektor industri yang memproduksi barang dalam jumlah besar pasti menggunakan peralatan mesin yang beraneka jenis fungsinya. Bersama dengan itu salah satu faktor yang seharusnya menjadi perhatian menejemen perusaan adalah pentingnya keselamatan para pekerja, khususnya operator mesin. Berikut ini  adalah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh operator mesin :
  • Menggunakan baju yang aman (tidak longgar) dan jangan pernah menghentikan kerja mesin dengan menahan bagian mesin yang sedang bergerak dengan tangan kosong karena tenaga manusia tidak bisa melawan kekuatan gerakan mesin.
  • Dilarang membuka alat pengaman atau tutup mesin yang sedang dioperasikan, mekipun dengan tujuan memberi pelumas, jadi harus ditunggu dulu sampai mesin berhenti bekerja.
  • Menggunakan penutup rambut saat bekerja di bengkel agar tidak terjadi kecelakaan akibat rambut yang tersangkut pada mesin yang bekerja.
  • Jika pekerjaan berhubungan dengan pisau mesin gergaji atau gerinda, seharusnya tidak berdiri di depan atau di posisi searah dengan putarannya dan jangan sampai menyentuhnya saat sedang melakukan pekerjaan
  • Menggunakan kacamata pengaman saat melakukan pekerjaan yang menghasilkan beram (tatal logam).
  • Pada pekerjaan yang membutuhkan kerja mengangkat dan menarik barang-barang, sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk menghindari luka yang bisa terjadi pada telapak tangan.
  • Menyusun perkakas kerja kembali pada tempatnya saat selesai digunakan dengan posisi yang aman.
  • Mematikan sumber listrik dari mesin jika selesai digunakan atau akan diperbaiki dan juga melepaskan tuas dari hubungan roda gigi.
  • Jika terjadi kerusakan pada benda kerja harap segera mengehentikan mesin dan mematikan aliran listriknya dan sebelum dipastikan aman jangan dinyalakan dulu.
  • Pada pekerjaan pengelasan diwajibkan menggunakan pelindung berupa pengaman mata dan pelindung badan.
  • Sebaiknya area kerja dijaga kerapiannya dan meletakkan sekat agar jika terjadi percikan atau ada salah satu alat yang terlepas dari mesin tidak akan mengenai operator.
  • Memakai pelindung jika menggunakan beram pada mesin-mesin yang sedang beroperasi serta jangan samapi membersihkan dengan tangan terbuka.
  • Memastikan bahwa alat-alat pengaman anggota tubuh sudah dipakai dengan benar.
Tentu saja keselamtan kerja operator mesin sangat tergantung juga pada kesadaran pribadi yang melakukan pekerjaan tersebut, walaupun juga dibutuhkan pengawasan dari pihak perusahaan agar tidak terjadi hal yang buruk saat proses produksi.

Wednesday, December 23, 2015

PISAU MESIN BOR DAN FUNGSINYA


Pisau Mesin Bor dan Fungsinya 2

1.TWIST DRILL

Twist Drill adalah pisau bor yang fungsinya untuk membuat lubang baru dengan bentuk silindris. Twisy drill berujung runcing dan juga mempunyai sepasang sisi iris, melilit berbentuk ulir. Di antara dua sisi iris itu terdapat lilitan alur agak dalam, merupakan jalan keluar tatal. pengasahan sudut runcing ujung pisau disesuaikan dengan bahan benda-benda kerja, sudut besar untuk bahan keras. Berdasarkan Standar Industri Jerman (DIN) ada tiga tipe twist drill, yaitu :
Tipe N = untuk bahan yang kekerasannya setingkat baja biasa
Tipe H = untuk mengerjakan bahan-bahan yang keras dan liat
Tipe W = untuk mengarjakan bahan-bahan lunak dan liat

PEMILIHAN TWIST DRILL

Untuk memilih twist drill, bahan pertimbangan untuk pembuatan lubang tertentu adalah ukuran lubang dan bahan yang akan dikerjakan. Ukuran lubang dan bahan yang akan dikerjakan. Ukuran lubang yang digunakan untuk  memilih ukuran alat iris, bahan benda kerja digunakan untuk memilih tipe dan sudut ujung bor. Perlu dipertimbangkan pula bahwa ukuran diameter lubang hasil twist drill sedikit lebih besar dari ukuran alast irisnya.

2. CORE DRILL

Bentuk core drill seperti twist drill tetapi ujungnya tidak runcing. Core drill digunakan untuk mengebor kembali lubang kasar. Dinding lubang hasil core drill lebi halus dan ukurannya lebih teliti dibanding lubang hasil dan ukurannya lebih teliti dibanding lubang hasil teist drill. Berdasarkan ketepatan ukuran lubang yang dihasilkan, core drill ada dua macam, yaitu : (1) Undersize core drill yang dihasilkan sedikit lebih dari ukuran seharusnya, karena lubang ini masih harus dihaluskan lagi menggunakan reamer. (2) ukuran lubang yang dihasilkan telah tepat sesuai ukuran seharusnya.

3. COUNTERBORE

Counterbore adalah pisau bor yang digunakan untuk membuat lubang diameter besar pada pangkal suatu lubang. Lubang besar itu biasanya digunakan untuk menyembunyikan kepala baut agar tidak menonjol di luar lubang. Pada ujung counterbore terdapat silinder pemandu, yang disebut pilot. Diamater pilot sedikit lebih kecil dari diameter lubang sebelum diiris counterbore. Fungsi pilot untuk memandu agar pengirisan yang dilakukan counterbore dapat sentris dengan lubang mula. Oleh karena itu pilot tidak boleh terlalu longgar pada lubang mula. Ketika melakukan counterboring antara pilot dan benda kerja diberi pelumas, agar dinding lubang mula tidak luka akibat geskan pilot.

4. COUNTERSINK

Countersink adalah pisau bor yang fungsinya untuk membuat pangkal lubang berbentuk konis seperti corong. Pada umunya lubang hasil countersink digunakan untuk tempat kepala baut yang berbentuk konis

5. SPOT FACER

Spot facer digunakan untuk menghaluskan permukaan di sekeliling lubang lingkaran. Bila bidang di sekitar lubang baut kasar, dapat menyebabkan keausan bidang mur atau kepala baut akibat gesekan dengan bidang kasar itu, ketika mengeraskan atau mengendurkan pemasangan baut. Untuk menghindari keausan itu, bidang di sekiar lubang, tempat kepala baut dan tempat mur, dihaluskan menggunakan spot facer.

6. REAMER

Reamer adalah alat iris yang fungsinya untuk sedikit memperesar lubang hasil twist drill atau alat iris lain, dalam rangka finishing, untuk mendapatkan dinding lubang lebih halus dan ukuran lebih teliti. Ketelitian ukuran dan kehalusan dinding lubang hasil reamer lebih bagus dibandingkan hasil core  core drill. Pada umumnya reamer dibuat dari bahan baja perkakas atau baja karbon, atau HSS. Ada pula yang sisi irisnya sisipan logam keras. Berdasar pengoperasiannya dibedakan hand reamer dan machine reamer. Hand reamer diputar dengan tangan, sedangkan machine reamer dipasang pada mesin bor. Hand reamer bersisi iris panjang sedangkan machine reamer bersisi iris pendek. Untuk menghaluskan lubang besar digunakan shell reamer, yaitu reaer yang kepala-iris dapat dilepas dari tangkainya. Kepala iris dapat diganti

7. BORING TOOLS

adalah proses pengirisan untuk memperbesar diameter lubang. Booring tools adalah alat-alat iris yang digunakan dalam proses boring

8. TAP

Tap adalah alat iris untuk membuat lubang ulir. Berdasar cara mengoperasikannya tap dibedakan menjadi dua yaitu (1) hand tap (tap-tangan) yaitu tap yang cara mengoperasikannya menggunakan tangan (2) machine tap (mesin tap) yang cara mengoprasikannya menggunakan mesin bor.

KAWAT LAS MAINTENANCE EDZONA

Untuk setiap perawatam mesin dan perbaikannya menggunakan Kawat Las Maintenance EDZONA adlah solusi paling tepat karena memiliki kualitas terbaik, dan memiliki banyak tipe yang akan menyesuaikan dengan kebutuhan kawat las Anda.

Monday, December 21, 2015

MACAM-MACAM MESIN BOR


Macam-Macam Mesin Bor

1.MESIN BOR SENSITIF (SENSITIVE DRILLING MACHINE)

Mesin bor sensitif adalah mesin bor sederhana, yang gerak suapnya hanya digerakkan tangan, tidak dilengkpi mekanisme gerak suap otomatis. dengan demikian kecepatan gerak suapnya selalu tergantung kepada perasaan operatornya. Ada dua macam mesin bor yang termasuk dalam kategori mesin bor sensitif yaitu mesin bor meja dan mesin bor lantai.
a. Mesin Bor Meja. Mesin bor ini disebut mesi bor meja karena pada umunya terpasang di atas meja kerja atau bangku. Kebanyakan mesin bor ini kecil, hanya igunakan untuk membuat lubang samai diameter 10 mm. Meja tempat benda kerja mesin bor ini merangkap kaki, melekat pada permukaan meja/ bangku dudukannya. Mesin bor meja yang agak besar dilengkapi meja, terpisah dari kakinya. Meja mesin ini dapat digeser naik-turun, disesuaikan dengan bentuk dan ukuran benda-kerja.
b.  Mesin bor lantai. Mesin bor ini mirip mesin  bor meja, tetapi ukurannya lebih besar dan kolomnya lebih panjang. Mesin bor ini disebut mesin bor lantai karena terpasang di lantai, tidak terpasang di meja/ bangku. Kemmpun msin bor ini lebih besar dibanding mesin bor meja.

2.MESIN BOR TEGAK (UPRIGHT DRILLING MACHINE)

Perbedaan mesin bor ini dibanding mesin bor sensitif  adalah lebh besar dan lebih berat, maka kemampuannya lebih besar, mekanisme gerak utaanya dilengkapi roda-roda gigi, untuk memperbesar variasi kecepatan iris, dilengkapi dengan mekanisme gerak suap otomatis, dilengkapi mekanisme untuk menggerakkan meja naik dan turun, ada yang kepala spindelnya dapat digeser naik turu.

3.MESIN BOR RADIAL

Kepala spindel dipasang pada lengan mesin bor, kedudukan lengan horisontal, dapat berputar terhadap kolom dan dapat digeser sepanjang lengan. Pernyetelan kedudukan pisu bor dilakukan dengan menggunakan kombinasi gerak vertikal lengan, gerak putar lengan, dan gerak penggeseran kepala spindel pada lengan. Banyaknya variasi gerak penyetelan kedudukan pisau bor, memungkinkan pemboran banyak lubang pada benda kerja dapat dilakukan tanpa memindah kedudukannya, hanya kedudukan pisau bor saja yang disetel. Mesin bor ini umunya besar, ada yang panjang lengannya sampai 4 meter. Kelebihan mesin bor ini dibandingkan mesin bor tegak adalah dapat mengerjakan benda kerja yang lebih berat dan lebih besar, kepala spindel dapat dengan cepat dipindahkan ke segala kedudukan yang diinginkan, dapat membuat lubang lebih besar, sedangkan yang model universal kepala spindelnya dapat diputar maka dapat membuat lubang serong.

4.MESIN BOR GANG (GANG RILLING MACHINE)

Meisn bor gang adalh mesin bor yang mempuntai beberapa kepala spindel, dipasang berjajar dan mempunyai satu meja bor gabungan. Masing-masing kepala spindel bekerja terpisah, harus dilayani sendiri-sendiri. pekerjaan beberapa pemboran berbeda-beda terhadap suatu benda kerja, dapat dilakukan menggunakan mesin ini dengan cara dikerjakan berurutan oleh spindel-spindel itu, yang telah dipasangi pisau berbeda-beda. kerja seperti itu dapat dikerjakan mesin bor ini lebih cepat dibandingkan dengan cara lain, karena tanpa melakukan pergntian pisau bor dan tidak memindah jauh benda kerja. Mesin bor ini sesuai untuk kerja masal yang setiap benda kerja memerlukan beberapa kali pengerjaan dengan mesin bor, yang harus dilaksanakan secara berurutan.

5.MESIN BOR MULTI SPINDEL

mesin bor ini mempunyai banyak spindel yang berputar bersama-sama. jatak antara spindel-spindel dapat disetel. Mesin ini dapat membuat banyak lubang pada suatu benda kerja serempak. Kecuali menghemat waktu, penggunaan mesin ini lebih menjamin keseragaman atau kesamaan produksi masal.

PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

Baik untuk mesin bor ataupun mesin yang lain, pasti membutuhkan perawatan dan perbaikan yang mumpuni agar selalu bekerja secara maksimal. Jika akan dilakukan perbaikan ataupun perawatan mesin dengan sambungan logam maupun non logam, menggunakan kawat las maintenance EDZONA adalah pilihan tepat.

Saturday, December 19, 2015

PERBAIKAN MESIN PENGOLAH PAKAN TERNAK


Pabrik-pabrik pakan ternak di Indonesia memiliki peran besar dalam industri peternakan. Ketersediaannya pakan menjadi persoalan besar bagi perusahaan pabrik pakan ternak, selain kuantitas dalam jumlah besar yang harus dipenuhi oleh pabrik, kualitas pakan ternak  tidak dapat diabaikan.
Perbaikan Mesin Pengolah Pakan Ternak

PROSES PAKAN TERNAK

Misalnya proses pembuatan pakan ayam adalah pengeringan  (drying), penggilingan (milling), pencampuran (mixing), pembutiran (pelleting),  pendinginan (coolng), penghancuran (crumbling), pengayakan (screening) danpengemasan (packing).

PENGGILINGAN (MILLING)

Pada proses penggilingan dilakukan terhadap bahan baku berbentuk butiran, yaitu jagung, bungkil kacang kedelai dan bungkil kelapa untuk diolah menjadi tepung halus.Prosesnya diawali dengan bahan disaring dengan scanner yang di dalamnya dipasang magnet untuk memisahkan bahan dari benda-benda logam halus yang dapat mengakibatkan rusaknya mesin giling, kemudian proses penggilingan. Bahan-bahan halus hasil penggilingan kemudian disimpan sementara di dalam Bin (chamber) dengan elevator dan conveyor untuk proses selanjutnya.

PENCAMPURAN (MIXING)

Proses tahap pencampuran bertujuan untuk mencampur semua bahan baku dan bahan tambahan dengan komposisi tertentu untuk menjadi pakan. Tahap pencampuran dilakukan berdasarkan formula pakan ternak yang akan diproduksi. Semua bahan ditimbang dengan timbangan otomatis yang terdapat diatas mesin pencampur dan kemudian dicurahkan ke dalam mesin pencampur (mixer) untuk dicampur dan diaduk dengan CPO (Crude Palm Oil), obat-obatan, mineral, dan vitamin.

PEMBUTIRAN (PELLETING)

Proses palleting atau pembutiran untuk membetuk hasil pencampuran menjadi bentuk pellet, hasil pencampuran dipanaskan terlebih dahulu  dengan uap panas bersuhu 980 yang dialirkan ke dalam chamber pellet sehingga bentuk bahan menjadi bubur panas. Tahap selanjutya bubur panas ini dialirkan menuju hygieneser yang suhunya 920 agar pakan menjadi higienis, kemudian dialirkan menuju cetakan berbentuk lingkaran dengan saringan berdiameter 3-5 mm disisinya yang terdapat di ujung mesin pellet dan dipress keluar melalui saringan tersebut. Hasil press adalah pakan berbentuk bulat memanjang dengan diameter yang sesuai dengan diameter saringan pellet. Proses selanjutnya, pakan dipotong sesuai ukuran oleh pisau-pisau yang bergerak secara otomatis. Hasil dari proses ini berbentuk butiran yang disebut pellet. Kemudia pellet dialirkan melalui pipa ke mesin pendinginan (cooler).

PENDINGINAN (COOLER)

pada proses pendinginan adalah untuk mendinginkan pellet dan mengurangi kelembaban pada pelle. Karena pellet masih panas dan mengandung kadar air tinggi akan mudah terserang jamur sehingga produk tidak tahan lama.  Mesin pendingin untuk  mendinginkan pellet dengan bantuan dua blower, blower pertama untuk mengalirkan udara dingin ke pellet, sedangkan blower kedua untuk menghisap dan mengalirkan udara panas ke udara bebas.

PENGHANCURAN (CRUMBLING)

Proses ini khusus digunakan untuk produk crumble untuk menghancurkan pellet menjadi butiran-butiran yang lebih kecil dan halus yang disebut crumble. Selanjutnya crumble dibawa ke mesin pengayak dengan elevator.

PENGAYAKAN (SCREENING)

Pengayakan adalah untuk memisahkan crumble yang sesuai dengan ukuran dengan yang melebihi ukuran. Misalnya ukuran saringan yang digunakan pada mesin pengayak adalah 4 dan 6 mesh. Pakan yang sesuai ukurannya langsung diproses  ke penampungan untuk dikemas, sedangkan yang melebihi ukuran dibawa kembali ke chamber pelletuntuk diproses ulang

PENGEMASAN (PACKING)

Produk yang sudah jadi jadi, baik berupa tepung maupun butiran (pellet), dicurahkan dari tempat penampungan (bin) masing-masing ke dalam karung plastik sambil ditimbang dan dilakukan pengemasan.

PERBAIKAN MESIN PENGOLAH PAKAN TERNAK

Semua proses pengolahan pakan ternak, membutuhkan beberapa jenis mesin-mesin yang cukup banyak. Mesin-mesin ini sangat penting untuk produksi pakan ternak, sehingga harus selalu bekerja secara maksimal. Tidak dapat dipungkiri bahwa mesin dapat mengalami kerusakan, sehingga harus selalu dilakukan perawatan. Untuk perawatan dan perbaikan mesin pengolah pakan ternak dapat dilakukan dengan pengelsan menggunakan kawat las EDZONA, kawat las Edzona adalah kawat las khusus untuk maintenance mesin yang memiliki banyak keunggulan.

Thursday, December 17, 2015

KAWAT LAS CAST IRON DAN BASIS UNSURNYA

Kawat Las Cast Iron Dan Basis Unsurnya

CAST IRON

Cast Iron biasa disebut juga sebagai Besi Tuang merupakan Besi yang memiliki kandungan Karbon (C) sebesar 2,5%-4% sehingga mempunyai sifat weldability (mampu las) yang rendah, karbon yang terkandung pada Cast Iron dapat berupa karbon Bebas (Grafit) dan kandungan Sulphur serta Fosfor dari material ini lebih tinggi dibanding dengan Baja.

JENIS CAST IRON :

  • Grey Cast Iron (Besi Tuang Kelabu). Merupakan jenis cast Iron yang paling sering digunakan, yaitu sekitar 70% dari keseluruhan cast iron berwarna abu-abu. Cast Iron jenis ini memiliki kandungan graphite yang berbentuk flake, kekuatan tariknya tidak terlalu tinggi dan keuletannya sangat rendah FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).
  • Nodular Cast Iron (Besi Tuang Nodular). Merupakan perpaduan Grey cast Iron, memiliki ciri berupa bentuk graphite flake yang ujung-ujung flake-nya berbentuk Ciri Besi tuang ini bentuk graphite FLAKE dimana ujung – ujung FLAKE berbentuk takikan (notch) yang mempengaruhi ketangguhan, keuletan dan kekuatan, untuk membuat lebih baik maka graphite tersebut dibentuk spheroid dengan menambahkan sedikit inoculating agent (Magnesium, Calcium, dll.), dikarenakan Cast Iron memiliki tingkat keuletan yang tinggi, maka besi tuang ini masuk pada kategori Ductile Cast Iron.
  • Malleable Cast Iron (Besi Tuang Mampu Tempa). Merupakan jenis Cast Iron yang terbuat dari Besi Tuang Putih dengan dilakukan heat treatment kembali dengan tujuan menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) sehingga terurai menjadi matriks Ferrite, Pearlite dan Martensite, serta jenis ini memiliki sifat yang mirip dengan Baja.
  • White Cast Iron (Besi Tuang Putih). Merupakan cast Iron yang seluruh kandungan karbonnya berupa sementit, sehingga memiliki sifat yang sangat keras dan tingkat kegetasan yang tinggi., mikrostrukturnya terdiri dari karbida yang menyebabkan warnanya menjadi putih.

KAWAT LAS UNTUK CAST IRON

Kawat Las untuk Cast Iron berbasis pada unsur Nickel (Ni) Nickel yang merupakan suatu logam yang mempunyai ciri fisik berwarna putih perak dan memiliki berat jenis yang hampir sama dengan tembaga. Nickel menjadi bagian dari bahan Kawat Las Cast Iron karena Nickel memiliki karakteristik Low Solubility pada Karbon, dengan menyatunya Nickel dan Besi akan dapat menghindari terjadinyak keretakan pada daerah Fusion Line yang biasanya diakibatkan oleh perbedaan Expansion temperature pengelasan pada material Cast iron, dan juga logam las tersebut memiliki karakteristik yang lentur dan mudah untuk proses machining. Namun ada beberapa Kawat Las Cast Iron yang tidak berbasis pada Nickel, beberapa Kawat Las tersebut berbasis pada Tembaga (Copper).

KAWAT LAS CAST IRON EDZONA

Temukan Kawat Las Cast Iron sesuai kebutuhan Anda pada menu produk Kawat las EDZONA. Untuk pemesanan dan konsultasi teknis bisa menghubungi Kami melalui email kami di info@kawatlasedzona.com.

Tuesday, December 15, 2015

CARA MENGHITUNG BIAYA PENGELASAN

Cara Menghitung Biaya Pengelasan

Cara Menghitung Biaya Pengelasan
Biaya pengelasan menjadi salah satu hal penting yang poerlu diperhiutngkan bagi perusahaan baik perusahaan bidang Steel Construction, Steel equipment manufacturer, oil dan gas, pemtambanga, bengkel, perbaikan mesin. Biaya pengelasan menjadi salah satu item yang sangat diperhatikan disamping harga dari materialnya. Untuk menghitung biaya pengelasan per kg logam las (weld metal), beberapa data yang perlu kita ketahui adalah :
  1. Operating Factor ( % ). Yang dimaksud dengan “Operating Factor” adalah persentasi dari jumlah jam kerja seorang welder untuk pekerjaan las. Maksudnya, jika total jam kerja seorang welder 8 jam perhari, dan welder tersebut bekerja menyalakan api las selama 2 jam, maka Operating Factor dari welder tersebut adalah 2/8 x 100% = 25%. Dari hasil pengalaman, biasanya nilai operating factor untuk SMAW = 30%, GMAW dan FCAW (manual) = 45% dan untuk GMAW dan FCAW (automatic) = 75%.
  2. Biaya Pegawai dan Overhead per jam . Biasanya klien tidak mempunyai data ini yang akurat dan detail, namun biasanya mereka mempunyai data dengan nilai “kira-kira”. Untuk sementara data “kira-kira” bisa digunakan untuk menghitung.
  3. Deposition Rate ( Kg/Jam ). Yang dimaksud dengan “Deposition Rate” adalah berat logam las yang dapat dihasilkan dalam satuan waktu ( Jam ). Biasanya masing-masing manufacturer mempunyai data Deposition Rate produknya untuk setiap type.
  4. Harga Kawat Las Per Kg
  5. Deposition Efficiency ( % )
  6. Gas Flow Rate ( Ltr/min ). Untuk GMAW ( Solid Wire ) dan FCAW diameter = 16 Ltr/Min.
  7. Harga Gas per liternya

RUMUS MENGHITUNG BIAYA PENGELASAN PER KG LOGAM LAS

Cara Menghitung Biaya Pengelasan 2
Contoh kasus sebagai berikut ini :
Pekerjaan pengelasan menggunakan proses SMAW  dengan kawat las dengan harga Rp. 200.000,- per Kg. Jika diketahui, Biaya pegawai dan overhead perusahaan per jamnya Rp. 60.000,- => Berapa biaya pengelasan per kg logam lasnya ?.
Perhitungan 
Jika digunakan ampere sebesar 120 Amps, maka nilai Deposition ratenya adalah 1,2. Kg/jam dengan Deposition Efficiency : 62% dan Operating factor = 30%. Dengan menggunakan Rumus diatas, maka didapat :
                                                                 60.000
Biaya Pegawai dan Overhead = —————————— = Rp. 166.666
                                                            1,2    x    0,3
                                                                     200.000
Biaya Kawat Las                        =     ————————–  = Rp. 645.161
                                                                        0.62
Total Biaya Pengelasan per kg logam las = Rp. 322.580
Rumus perhitungan diatas bisa juga anda aplikasikan jika pengelasan dilakukan dengan GMAW, FCAW ataupun SAW.

KAWAT LAS MAINTENANCE EDZONA

Untuk pengelasan menggunakan kawat las EDZONA adalah pilihan tepat dengan kualitas terbaik dan kami akan selalu memberikan pelayanan terbaik. Lihat daftar produk kawat las EDZONA di link kawat las EDZONA.