Friday, October 30, 2015

KAWAT LAS BERBAGAI JENIS LOGAM

Kawat Las Berbagai Jenis Logam

LOGAM

Logam merupakan gabungan unsur kimia yang sifatnya kuat, keras, liat dan bisa menjadi penghantar panas dan listrik juga mempunyai titik lebur yang tinggi.

SUMBER LOGAM

Logam pada dasarnya terbuat dari bijih logam yang dapat diperolah dengan cara penambangan, hasil penambangan ersebut bisa berupa bijih logam murni (seperti: emas, platina, perak, dll) ataupun campuran dengan material lain (seperti: fosfor, silikon, karbon, dll).

PEMANFAATAN LOGAM

Logam yang sudah dimanfaatkan secara umum perbandingannya lebih sedikit dari keseluruhan logam yang ada. Logam yang sudah bisa dimanfaatkan secara umum tersebut bisa berupa logam yang murni ataupun logam yang sebagai bagian dari alloy (logam campuran yang terdiri dari dua jenis logam atau lebih dan juga dengan zat lainnya).

JENIS LOGAM

Logam yang sudah bisa dimanfaatkan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. ALUMUNIUM

Sifat : Berwarna putih ke-perak-an, memiliki sifat sangat ringan dan tahan terhadap korosi
Asal : Berasal dari bijihnya, bauksit, dan dengan proses elektrolisis
Fungsi : Kaleng minuman, foil kemasan makanan, kabel listrik lintas udara, kapal, pesawat terbang, mobil, dll

2. BAJA

Sifat : Memiliki kekuatan, kelenturan, kealotan, kekerasan dan ketahanan terhadap korosi
Asal : Merupakan alloy dari besi dan karbon
Fungsi : Bidang industri ruang angkasa, industri pertambangan, dll

3. BESI

Sifat : Berwarna abu-abu keputih-putihan
Asal : Dari peleburan biji hematit dalam tanur sembur
Fungsi : Sebagai bahan alloy baja, sebagai material bangunan, kebutuhan bidang teknik, dll

4. EMAS

Sifat : Bersifat lunak dan memiliki warna kuning terang
Asal : Ekstraksi butiran emas dapat dapat dilakukan dengan cara teknologi amalgamasi ataupun dengan teknologi sianidasi
Fungsi : Untuk perhiasan dan alat-alat elektronik

5. KALIUM

Sifat : Bersifat ringan dengan warna keperakan dan sangat reaktif
Asal : Mineral yang ditambang untuk diambil kaliumnya adalah silvit, karnalit, dan alunit
Fungsi : Senyawa pada kalium dimanfaatkan pada pembuatan pupuk kimia dan untuk pembuatan kaca

6. KALSIUM

Sifat : Berwarna putih ke-perak-an dan sifatnya mudah dibentuk
Asal : Dapat ditemukan di dalam batu kapur dan juga tulang gigi hewan
Fungsi : Sebagai cmpuran pembuatan semen dan baja berkualitas tinggi

7. KUNINGAN

Sifat : Tembaga yang terkandung dalam kuningan membuat kuningan memiliki sifat antiseptik, melewati efek oligodinamis dan warna kuningan bervariasi mulai dari coklat kemerahan gelap sampai kuning keperakan bersinar hal tersebut tergantung dari jumlah kadar seng.
Asal : Sebuah alloy yang terbuat dari tembaga dan seng
Fungsi : Barang-barang hiasan, sekrup, alat-alat musik, dan paku-paku kecil

8. KUPRONIKEL

Sifat : Sifatnya cantik dan berkilat, keras dan tahan lasak serta tidak berkarat
Asal : Merupakan alloy yang terbuat dari tembaga dan nikel
Fungsi : Pembuatan uang logam yang berwarna perak

9. KROMIUM

Sifat : Memiliki warna abu-abu, dan mempunyai sifat yang keras
Asal : Ditambang sebagai bijih kromit
Fungsi : Untuk membuat baja tahan karat dan pelapisan logam-logam lain dengan tujuan melindungi dan memberi penampilan yang mengkilap dan memantul.

10. MAGNESIUM

Sifat : Sifatnya ringan berwarna perak keputihan yang bila terbakar menghasilkan nyala api putih terang
Asal : Sebagian besar magnesium berasal dari air laut yang mengandung 0,13% magnesium dalam bentuk magnesium klorida dan bisa didapatkan dengan cara elektrolitik atau dengan reduksi termal
Fungsi : Digunakan dalam suar penyelamatan, pada kembang api, dan dalam alloy-alloy yang ringan

11. NATRIUM

Sifat : Sangat reaktif, sifatnya lunak dan berwarna putih keperakan
Asal : Termasuk dalam jenis logam alkali yang biasanya banyak terdapat dalam senyawa alam, terutama berupa mineral halit
Fungsi : Terdapat dalam garam dapur, untuk lampu jalanan atau dalam industri kimia

12. PERAK

Sifat : Mudah dibentuk, berwarna putih abu-abu dan merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik
Asal : Sebagian besar perak di dunia berasal dari galian hydrothermal yang mengisi rongga-rongga
Fungsi : Digunakan untuk membuat perhiasan, peralatan dari perak dan film fotografi

13. PERUNGGU

Sifat : Bersifat tahan korosi dan mudah dibentuk
Asal : Alloy dari tembaga dan timah
Fungsi : Dimanfaatkan untuk membuat uang logam yang bernilai rendah

14. PLATINA

Sifat : Berwarna putih keperakan dan mudah dibentuk
Asal : Pada umumnya terbentuk dari bijih logam lain yang terkait dengan batuan beku dasar, nugget platinum terbentuk secara alami sebagai logam uncombined, seperti pada paduan platina-iridium.
Fungsi : Digunakan untuk membuat perhiasan, barang elektronik, dan sebagai katalisator

15. PLUTONIUM

Sifat : Berwarna putih keperakan, dan jika terpapar udara akan mengusam karena pembentukan plutonium oksida yang akan menutupi permukaan logam
Asal : Logam radioaktif yang dihasilkan melalui cara pembombardiran uranium dalam reaktor nuklir
Fungsi : Digunakan dalam senjata nuklir

16. RAKSA

Sifat : Berbentuk cairan yang berat yang berwarna putih keperakan dan beracun
Asal : Sering ditemukan dalam bentuk kombinasi bersama mineral merah cinnabar yang terdapat diantara banyak jenis batu-batuan yang berasal dari gunung berapi dan diduga berasal dari hasil kegiatan gunung berapi
Fungsi : Digunakan pada termometer, tapal gigi dan pada beberapa bahan peledak

17. SENG

Sifat : Berwarna putih kebiruan
Asal : Dari mineral seng blende (sfarelit)
Fungsi : Digunakan untuk melapisi besi agar tidak berkarat atau disebut galvanisasi, pada baterai-baterai listrik tertentu dan dalam alloy-alloy seperti kuningan

18. SOLDER

Sifat : Sifatnya yaitu memiliki titik lebur yang rendah
Asal : Merupakan alloy dari timah dan timbal
Fungsi : Digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam barang-barang elektronik

19. TEMBAGA

Sifat : Mudah dibentuk dan berwarna kemerah-merahan
Asal : Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida, dan sulfida dan untuk mendapatkan tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih yang berupa sulfida
Fungsi : Digunakan dalam pembuatan kabel listrik, tangki air panas, dan alloy kuningan, perunggu, dan kupronikel

20. TIMAH

Sifat : Sifatnya lunak, mudah dibentuk, dan berwarna putih keperakan
Asal : Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite
Fungsi : Logam ini digunakan untuk menyepuh baja, untuk menghentikan korosi,untuk paduan alloy perunggu dan pewter (logam campuran timah dan timbal), serta untuk solder

21. TIMBAL

Sifat : Berwarna biru keputih-putihan, mudah dibentuk dan beracun
Asal : Diambil dari mineral galena
Fungsi : Digunakan dalam baterai, atap dan perisai radiasi dari sinar X

22. TITANIUM

Sifat : Suatu logam yang kuat, berwarna putih, mudah dibentuk dan logam ini sangat tahan terhadap korosi
Asal : Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile dan ilmenit
Fungsi : Digunakan untuk alloy-alloy dalam pesawat luar angkasa, pesawat terbang, dan kerangka sepeda

23. URANIUM

Sifat : Berupa logam putih keperakan
Asal : Uranium alam adalah campuran dari dua isotop utama Uranium-238 dan uranium 235
Fungsi : Radioaktif yang digunakan sebagai sumber tenaga nuklir dan juga senjata nuklir

24. VANADIUM

Sifat : Sifatnya keras, berwarna putih dan beracun
Asal : Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda yang antara lain karnotit, roskolit, vanadinit, dan patronit
Fungsi : Digunakan untuk meningkatkan kekerasan alloy-alloy baja, juga pada sebuah senyawa vanadium bisa digunakan sebagai katalisator untuk pembuatan asam sulfat

25. WOLFRAM/TUNGSTEN

Sifat : Bersifat keras dan berwarna abu-abu keputihan
Asal : Sebagian besar diperoleh dari wolframite dan scheelite
Fungsi : Digunakan dalam filamen lampu, pada barang-barang elektronik dan pada alloy-alloy baja untuk pembuatan alat-alat pemotong bertepi tajam

KAWAT LAS UNTUK BERBAGAI JENIS LOGAM

Kawat las EDZONA menyediakan kebutuhan Anda dalam perbaikan peralatan atau mesin-mesin industri yang berbahan dasar berbagai jenis logam seperti yang dijabarkan pada artikel ini. Untuk mendapatkan informasi detail mengenai produk EDZONA silahkan kunjungi menu produk.

Wednesday, October 28, 2015

KAWAT LAS MESIN INDUSTRI JAMU


Kawat Las Mesin Industri Jamu

PROSES PENGOLAHAN JAMU

[1] Bahan Baku Mentah (Disortasi), Bahan baku yang telah diperoleh, selanjutnya disortir sesuai jenisnya masing-masing dan dipilah mana bahan yang layak dan bahan yang tidak layak produksi. [2] Pencucian, Bahan baku yang sudah dipilih dan layak produksi kemudian dicuci untuk membersihkan bahan baku tersebut dari kotoran-kotoran yang masih menempel. [3] Pengovenan, Kadar air yang terkandung dalam bahan baku tersebut tidak boleh lebih besar dari 10%, maka harus dilakukan pengovenan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan baku. Selain itu tujuan dari pengovenan adalah untuk membuat bahan baku menjadi lebih tahan lama. [4] Penanganan Bahan Baku Matang, Bahan baku yang sudah matang dari proses pengovenan sebelumnya kemudian akan dimasukkan ke proses produksi, namun sebagian ada yang disimpan di gudang. [5] Bahan Baku Matang yang Disimpan, Sebagian dari bahan baku matang yang disimpan di gudang bahan baku digunakan  sebagai stok persediaan. [6] Tahap Penggilingan I, Bahan baku matang yang akan diproses kemudian dimasukkan ke proses penggilingan  agar tekstur menjadi halus dan mudah diproduksi selanjutnya.
Proses Jamu Serbuk
[7] Tahap penggilingan II, Proses Penggilingan II merupakan langkah awal untuk produksi jamu yang berbentuk serbuk, bahan baku matang yang sebelumnya sudah melalui penggilingan I diproses di tahapini dengan digiling lagi agar lebih halus. [8] Pengayakan, Bahan baku matang yang sudah melewati proses penggilinagn I dan II sebelumnya, kemudian dilakukan pengayakan pada tahap ini.
Proses Jamu Cair
[9] Ekstraksi, Proses Ekstrasi merupakan langkah awal untuk produksi jamu yang berbentuk cair, Proses Ekstraksi dilakukan apda bahan baku matang yang sebelumnya sudah melalui penggilingan I, pada tahap ini kemudian diekstrak untuk selanjutnya diambil sarinya.
Proses Selanjutnya untuk Jamu Serbuk dan Cair
[10] Proses Pembuatan/Peracikan Jamu, Proses Pembuatan Jamu disini tergantung nerdasarkan jenis bahan baku yang digunakan dan juga berdasarkan jenis fisik  jamu yang akan dibuat yang antara lain adalah jamu serbuk, jamu cair, jamu sari daun dan akar-akaran, jamu instan dari empon-empon, jamu pil, jamu kapsul dan jamu tablet. [11] Pengemasan, Produk Jamu yang sudah selesai proses produksinya kemudian dikemas, biasanya pengemasan ini memiliki ruang yang tersendiri degan suhu 260 C, hal tersebut dikarenakan produk jamu sangat rentan terkontaminasi. Bahan yang digunakanpada pengemasan adalah plastic metalize yang merupakan plastik tipis yang berlapis laminates dengan lapisan logam atau aluminium, sehingga akan sulit menyerap air, minyak ataupun udara.

MESIN DAN PERALATAN PRODUKSI INDUSTRI JAMU

Mesin dan peralatan yang digunakan pada produksi jamu pada umumnya terdiri dari sebagai berikut :
[1] Mesin Penyangrai, Fungsi : Untuk melaksanakan penyangraian bahan baku tertentu yang membutuhkan proses pengurangan air misal pada bahan baku jahe, kunyit, kencur, dan yang lainnya, proses ini dilakukan agar kadar air yang terkandung pada bahan baku tersebut berkurang. [2] Mesin Penggiling, Fungsi : Untuk melakukan pemecahan bahan baku agar menjadi pecahan-pecahan sesuai kebutuhan. [3] Mesin Penghalus, Fungsi : Untuk melakukan pemecahan bahan baku yang sudah diproses mesin penggiling dan masih berupa pecahan kasar agar menjadi serbuk yang lebih halus yang pada umumnya harus lolos saring 80 mesh. [4] Mesin Pengayak, Fungsi : Untuk melakukan pengayakan bahan baku yang sudah diproses oleh mesin penghalus menjadi serbuk halus, sehingga agar dapat lolos dari saringan 80 mesh dan 100 mesh. [5] Mesin Pencampur, Fungsi : Untuk melakukan tugas pencampuran bahan baku yang sebelumnya sudah diayak, sehingga menjadi lebih homogen. [6] Mesin pengering (cabinet drier), Fungsi : Untuk melakukan pengeringan bahan baku yang sudah tercampur pada mesin pencampur, agar kadar airnya berkurang. [7] Mesin Pengisi Serbuk, Fungsi : Untuk melakukan penakaran dan pengisian serbuk jamu yag telah selesai proses produksinya ke dalam masing-masing kemasan yang tersedia dan dilakukan secara semi manual. [8] Mesin Pengelas, Fungsi : Untuk merekatkan kemasan jamu yang terbuat dari metalize. [9] Incenerator, Fungsi : Untuk pembakaran sisa pembungkus jamu yang tidak terpakai, agar dapat di daur ulang, mesin ini menggunakan bahan bakar berupa petrodiesel dan suhunya mencapai 12000 C. [10] Traktor/Bighoe, Fungsi : Untuk pengolahan ampas produksi jamu yang berupa sisa-sisa jamu yang nantinya bisa dijadikan pupuk organik.

KERUSAKAN MESIN INDUSTRI JAMU

Sebagian besar mesin pada industri jamu membutuhkan perawatan rutin pada bagian-bagian mesinnya. Hal tersebut juga dikarenakan material yang terkena panas yang cukup tinggi pada proses produksi maupun karena kuantitas produksi yang besar sehingga mengikis beberapa bagian yang seharusnya selalu bekerja optimal.

KAWAT LAS PERBAIKAN MESIN INDUSTRI JAMU

Kawat las EDZONA adalah solusi pilihan yang sangat tepat untuk mempermudah anda dalam perbaikan mesin-mesin pada industri jamu. Kawat Las EDZONA memiliki berbagai macam type yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda berdasarkan material bagian yang akan dilas yang beragam, maupun dari segi ketahanan terhadap panas tinggi dan ketahanan dari bahan kimia. Berikut ini beberapa produk yang sering digunakan untuk perbaikan mesin industri jamu :
Silahkan kunjungi menu produk untuk mempelajari lebih detail tentang kawat las Kami.

Monday, October 26, 2015

KAWAT LAS MAINTENANCE STAINLESS STEEL


Kawat Las Maintenance Stainless Steel

STAINLESS STEEL (BAJA YAHAN KARAT)

Stainless Steel atau Baja Tahan Karat merupakan senyawa besi yang mempunyai kandungan Kromium sekitar 10% dimana kandungan tersebut berfungsi mencegah proses terjadinya pengkaratan logam, sifat tahan karat tersebut didapat dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium yang menghalangi proses oksidasi besi sehingga memngakibatkan baja tidak bisa berkarat.

TENTANG STAINLESS STEEL

Stainlees Steel memiliki beragam jenisnya ada 201, 304, 316 dan lain-lain, dimana semakin tinggi seri atau gradenya maka stainlees steel tersebut akan semakin bagus kualitasnya dan juga awet. Untuk perawatan Stainlees Steel bisa dilakukan dengan sangat mudah, jadi tidak seperti besi yang harus dicat atau di-chrome, Stainlees Steel tersebut hanya perlu di lap untuk mengembalikan kilap yang seperti baru lagi, namun jika terjadi kejadian tergores pada Stainlees Steel tersebut, maka hanya perlu dipoles agar kembali kilap seperti sebelumnya.

KAWAT LAS MAINTENANCE STAINLESS STEEL

Kawat Las Maintenance Stainless Steel merupakan Kawat Las Maintenance yang ditujukan untuk melakukan pengelasan pada besi atau baja tahan karat.

APLIKASI KAWAT MAINTENANCE STAINLESS STEEL

Kawat Las Maintenance Stainless Steel EDZONA mempunyai beberapa type yang bisa diaplikasikan pada pengelasan untuk perawatan dan perbaikan/repair beberapa part alat-alat atau mesin-mesin sebagai berikut :
  • Penyambungan baja yang sulit dilas
  • Sebagai buffer layer yang ulet untuk pengelasan baja yang sangat sensitif terhadap keretakan
  • Sebagai landasan sebelum dilakukan pengelasan hard facing
  • Perbaikan tangki dan pipa pengolahan makanan
  • Perbaikan mesin-mesin industri pengolahan obat-obatan / farmasi
  • Perbaikan tangki dan pipa pengolahan minuman
  • Perbaikan mesin-mesin industri pengolahan kosmetik
  • Perbaikan mesin-mesin industri arsitektural
  • Pengelasan Baja karbon
  • Pengelasan Baja alloy rendah
  • Pengelasan Besi
  • Pengelasan berbagai jenis stainless steel
  • Penggabungan dari bahan-bahan baja karbon, baja alloy rendah, besi, berbagai jenis stainless steel
  • Perbaikan pada komponen industri logam
  • Oven
  • Tungku pembakaran
  • Komponen incinerator (pembakar sampah medis)
  • Galvanizing
  • Boiler / Heater
  • Komponen hydrolic
  • Perbaikan as dan roda gigi
  • Pengelasan semua alat dengan material stainless steel dengan ketahanan terhadap bahan kimia sangat baik.
Kawat Las maintenance EDZONA untuk stainless steel memiliki beberapa jenis type untuk memenuhi kebutuhan Anda yang pastinya beragam. Setiap type dari Kawat Las Maintenance Stainless Steel EDZONA masing-masingnya memiliki spesifikasi khusus sesuai dengan kebutuhan aplikasinya, silahkan mempelajari detail produk kami untuk mendapatkan apa yang anda butuhkan disini.

Saturday, October 24, 2015

FAKTOR RETAK PADA PENGELASAN

Faktor Retak Pada Pengelasan (2)

HAZ , RETAK DINGIN DI DAERAH PENGARUH PANAS

Retak Dingin atau yang juga sering disebut cold cracking di daerah pengaruh panas atau HAZ pada umumnya tidak langsung terbentuk saat proses pengelasan. Retak seperti akan terjadi setelah proses pengelasan selesai, dan  dapat terjadi setelah beberapa menit pengelasan bahkan sampai dua hari atau lebih lama lagi.  Retak ini disebut retak lambat karena retak ini terjadi setelah pengelasan selesai. Juga terdapat retak delay karena terbentuknya terlambat dibanding proses pengelasannya

FAKTOR PENYEBAB RETAK DINGIN

Beberapa faktor retak pada pengelasan, yang dapat menyebebkan terbentuknya retak dingin pada pengelasan adalah karena 1. struktur mikro atau fasa yang terdapat pada daerah pengaruh panas, 2. hidrogen difusi di daerah las, 3. dan tegangan yang dimiliki di daerah las.

1. STRUKTUR MIKRO HAZ

Struktur mikro yang terbentuk pada daerah pengaruh panas, atau HAZ dapat ditentukan oleh pola, kecepatan pendingin dari daerah las,  komposisi kimia logam induk, atau base metal. Kombinasi komposisi dan laju pendiningan dapat menyebabkan timbulnya retak. Untuk logam baja, retak dingin di daerah pengaruh panas, HAZ biasanya terjadi pada daerah yang berfasa martensite sehingga beberapa unsur paduan yang ditambahkan dapat mempertinggi sifat mampu keras baja dan dapat mempertinggi sensitifitas retak dingin. Artinya beberapa unsur yang ditambahkan pada baja akan mengakibatkan logam yang dilas menjadi lebih mudah retak. Sehingga, kandungan unsure paduan tersebut dibuat serendah mungkin.
Paduan pada baja, adalah salah usaha agar mendapatkan sifat mekanik yang lebih tinggi. Sehingga, ketika nilai karbon ekivalen harus diturunkan, maka sifat mekanik baja yang diperoleh juga akan turun. Agar diperoleh sifat mekanik yang masih dapat memenuhi persyaratannya, maka harus diatur jenis unsure dan jumlahnya yang tidak memberikan pengaruh terlalu besar terhadap sinsitifitas retak. Cara lain adalah dengan memperbaiki atau memilih kondisi pengerolan yang dapat meningkatkan sifat mekanik atau dengan mengatur proses perlakuan panas yang digunakan.

2. HIDROGEN DIFUSI DAERAH LAS

Kandungan hidrogen dalam baja juga akan mempengaruhi kepekaan terhadap timbulnya retak. Saat proses pengelasan, logam las cair, weld metal menyerap hidrogen dalam jumlah yang relative besar. Hidrogen dalam logam cair juga akan diserap oleh logam pada daerah pengaruh panas bersamaan dengan terjadinya pembekuan logam las cair. Hal karena, kelarutan hidrogen pada temperature rendah sangat terbatas, sehingga kelebihannya dilepas ke daerah HAZ. Semakin rendah temperatur, maka kelarutan hidrogen semakin rendah. Saat cair ,kelarutan hidrogen mencapai lebih dari 0,0025 persen. Dan ketika logam sudah membeku, dan mencapai temperatur sekitar 600 derajat celcius, kelarutannya kurang dari  0.0002 persen.
Kelebihan kandungan hidrogen dalam logam cair akan dilepas dengan cara difusi ke daerah pengaruh panas. Sehingga kandungan hidrogen pada daerah pengaruh panas menjadi naik. Padahal difusi dapat menyebabkan terjadinya retak pada daerah pengaruh panas, HAZ.
Faktor Yang Meningkatkan Hidrogen Pada Logam Las Cair adalah: Air dan zat organic yang terkandung dalam flux, Minyak, zat organic dan air pada rongga dan permukaan logam yang akan dilas, Kelembaban Atmosfir tempat pengelasan dilaksanakan, Minyak, zat organic, dan air pada kawat las
Kandungan hidrogen difusi dalam logam las berkorelasi positif terhadap kelembaban udara tempat pengelasan dilakukan. Artinya, jika pengelasan dilakukan pada tempat yang lembab, maka logam las akan mengadung hidrogen tinggi. Dan dapat menyebabkan kecenderungan terbentuknya retak dingin atau delay cracking. Jadi jangan melakukan proses pengelasan pada saat hujan atau baru turun hujan. Lakukan pengelasan pada tempat yang udaranya relative kering.
Cara Menghilangkan atau Mengurangi Hidrogen adalah dengan
  1. Gunakan flux yang mengadung banyak karbonat, akan dihasilkan gas kabon dioksida yang dapat menurunkan tekanan parsial hidrogen dalam busur listrik, sehingga dapat menurunkan hidrogen difusi.
  2. Berikan pemanasan awal pada logam yang akan dilas pada temperature 50 – 200 derajat celcius. Hal ini berguna untuk menurunkan laju kecepatan pendinginan
  3. Berikan pemanasan akhir atau setelah pengelasan pada temperature 200 – 300 derajat celcius. Berguna untuk menurunkan tegangan sisa dan mengurangi fasa-fasa tidak stabil pada temperature ruang.
  4. Gunakan kawat las yang mengandung hidrogen sangat rendah.
  5. Panaskan elektroda sebelum digunakan untuk mengurangi kandungan air, atu zat organic pembawa hidrogen.
  6. Gunakan gas pelindung CO2 atau lainnya.

3. TEGANGAN PADA DAERAH LAS

Selama pengelasan, dapat timbul tegangan yang tidak hilang setelah benda kerja mencapai temperature ruang. tegangan yang mempengaruhi terjadinya retak dingin adalah tegangan sisa dan tegangan termal. Teganagan sisa yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh metode pengelasan, rancangan las, prosedur, dan tebal benda kerja. Benda kerja yang lebih tebal akan memiliki kepekaan retak semakin tinggi. Artinya makin tebal benda kerja, makin rentan terhadap timbulnya retak dingin. Faktor yang memberikan kontribusi terhadap timbulnya retak dingin pada daerah las adalah rancangan kontruksi, prosedur, logam induk dan bahan las.

Thursday, October 22, 2015

JURU LAS (WELDER)


Juru Las (Welder) ok
Juru Las (Welder) merupakan seorang tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan juga ketrampilan khusus pengelasan yang nantinya untuk ditempatkan pada jabatan tenaga teknik khusus yaitu sesuai dengan bidang keahlian atau ketrampilannya sebagai juru las.

KUALIFIKASI JURU LAS

Pekerjaan pengelasan ada beberapa tingkatan dimana setiap jenis pekerjaan las tersebut dilakukan oleh Juru Las (Welder) yang sesuai dengan jenis pekerjaan las yang sudah tercantum pada masing-masing sertifikat juru las tersebut. Klasifikasi tersebut terbagi menjadi :
  1. Juru Las Kelas I, Pada tingkatan ini, juru las  tersebut diperbolehkan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh juru las kelas II  dan kelas III
  1. Juru Las Kelas II, Pada tingkatan ini, juru las  tersebut diperbolehkan melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh juru las kelas III, namun dilarang melakukan pengelasan pada jenis pekerjaan yang hanya boleh dilakukan oleh juru las kelas I
  1. Juru Las Kelas III, Pada tingkatan ini, juru las  tersebut tidak diperbolehkanmelakukan pekerjaan  pengelasan yang hanya boleh dilakukan oleh juru las kelas II dan kelas I

SPESIFIKASI PEKERJAAN JURU LAS

  1. Juru Las Kelas I, Dapat melakukan pekerjaan pengelasan untuk sambungan-sambungan pada bagian yang mengalami tekanan (over druk-over druk), antara lain badan silindris, front, penguat-penguat dinding, dinding pipa-pipa sebagai penguat, plendes sambungan-sambungan pipa dan pipa-pipa bertekanan.
  1. Juru Las Kelas II, Dapat melakukan pekerjaan pengelasan untuk tangan, penyangga, isolasi, dan beberapa bagian dari dapur pengapian ketel uap.
  1. Juru Las Kelas III,  Dapat melakukan pekerjaan pengelasan yang tidak menderita tekanan salat-salat bagian luar.
Kualitas hasil akhir pengelasan tergantung pada keahlian juru las (welder). Pada suatu pekerjaan pengelasan, jika seorang juru las menghasilkan hasil las yang buruk maka akan dapat menyebabkan kerusakan yang fatal, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Misalkan pada kasus kebocoran bejana tekan atau kasus lain yang bisa lebih besar dampaknya.a

KAWAT LAS PILIHAN JURU LAS

Untuk mendapatkan hasil pengelasan dengan maksimal, tentu saja kawat las atau elektroda yang digunakan merupakan salah satu faktor penting. Kawat Las maintenance EDZONA pasti menjadi pilihan yang tepat untuk membantu memaksimalkan hasil las seorang juru las yang profesional. Silahkan kunjungi menu produk untuk mengetahui beragam produk Kami yang Kami sediakan untuk melengkapi kebutuhan pengelasan Anda.

Tuesday, October 20, 2015

FAKTOR RETAK PADA PENGELASAN


Faktor Retak Pada Pengelasan (2)

HAZ , RETAK DINGIN DI DAERAH PENGARUH PANAS

Retak Dingin atau yang juga sering disebut cold cracking di daerah pengaruh panas atau HAZ pada umumnya tidak langsung terbentuk saat proses pengelasan. Retak seperti akan terjadi setelah proses pengelasan selesai, dan  dapat terjadi setelah beberapa menit pengelasan bahkan sampai dua hari atau lebih lama lagi.  Retak ini disebut retak lambat karena retak ini terjadi setelah pengelasan selesai. Juga terdapat retak delay karena terbentuknya terlambat dibanding proses pengelasannya

FAKTOR PENYEBAB RETAK DINGIN

Beberapa faktor retak pada pengelasan, yang dapat menyebebkan terbentuknya retak dingin pada pengelasan adalah karena 1. struktur mikro atau fasa yang terdapat pada daerah pengaruh panas, 2. hidrogen difusi di daerah las, 3. dan tegangan yang dimiliki di daerah las.

1. STRUKTUR MIKRO HAZ

Struktur mikro yang terbentuk pada daerah pengaruh panas, atau HAZ dapat ditentukan oleh pola, kecepatan pendingin dari daerah las,  komposisi kimia logam induk, atau base metal. Kombinasi komposisi dan laju pendiningan dapat menyebabkan timbulnya retak. Untuk logam baja, retak dingin di daerah pengaruh panas, HAZ biasanya terjadi pada daerah yang berfasa martensite sehingga beberapa unsur paduan yang ditambahkan dapat mempertinggi sifat mampu keras baja dan dapat mempertinggi sensitifitas retak dingin. Artinya beberapa unsur yang ditambahkan pada baja akan mengakibatkan logam yang dilas menjadi lebih mudah retak. Sehingga, kandungan unsure paduan tersebut dibuat serendah mungkin.
Paduan pada baja, adalah salah usaha agar mendapatkan sifat mekanik yang lebih tinggi. Sehingga, ketika nilai karbon ekivalen harus diturunkan, maka sifat mekanik baja yang diperoleh juga akan turun. Agar diperoleh sifat mekanik yang masih dapat memenuhi persyaratannya, maka harus diatur jenis unsure dan jumlahnya yang tidak memberikan pengaruh terlalu besar terhadap sinsitifitas retak. Cara lain adalah dengan memperbaiki atau memilih kondisi pengerolan yang dapat meningkatkan sifat mekanik atau dengan mengatur proses perlakuan panas yang digunakan.

2. HIDROGEN DIFUSI DAERAH LAS

Kandungan hidrogen dalam baja juga akan mempengaruhi kepekaan terhadap timbulnya retak. Saat proses pengelasan, logam las cair, weld metal menyerap hidrogen dalam jumlah yang relative besar. Hidrogen dalam logam cair juga akan diserap oleh logam pada daerah pengaruh panas bersamaan dengan terjadinya pembekuan logam las cair. Hal karena, kelarutan hidrogen pada temperature rendah sangat terbatas, sehingga kelebihannya dilepas ke daerah HAZ. Semakin rendah temperatur, maka kelarutan hidrogen semakin rendah. Saat cair ,kelarutan hidrogen mencapai lebih dari 0,0025 persen. Dan ketika logam sudah membeku, dan mencapai temperatur sekitar 600 derajat celcius, kelarutannya kurang dari  0.0002 persen.
Kelebihan kandungan hidrogen dalam logam cair akan dilepas dengan cara difusi ke daerah pengaruh panas. Sehingga kandungan hidrogen pada daerah pengaruh panas menjadi naik. Padahal difusi dapat menyebabkan terjadinya retak pada daerah pengaruh panas, HAZ.
Faktor Yang Meningkatkan Hidrogen Pada Logam Las Cair adalah: Air dan zat organic yang terkandung dalam flux, Minyak, zat organic dan air pada rongga dan permukaan logam yang akan dilas, Kelembaban Atmosfir tempat pengelasan dilaksanakan, Minyak, zat organic, dan air pada kawat las
Kandungan hidrogen difusi dalam logam las berkorelasi positif terhadap kelembaban udara tempat pengelasan dilakukan. Artinya, jika pengelasan dilakukan pada tempat yang lembab, maka logam las akan mengadung hidrogen tinggi. Dan dapat menyebabkan kecenderungan terbentuknya retak dingin atau delay cracking. Jadi jangan melakukan proses pengelasan pada saat hujan atau baru turun hujan. Lakukan pengelasan pada tempat yang udaranya relative kering.
Cara Menghilangkan atau Mengurangi Hidrogen adalah dengan
  1. Gunakan flux yang mengadung banyak karbonat, akan dihasilkan gas kabon dioksida yang dapat menurunkan tekanan parsial hidrogen dalam busur listrik, sehingga dapat menurunkan hidrogen difusi.
  2. Berikan pemanasan awal pada logam yang akan dilas pada temperature 50 – 200 derajat celcius. Hal ini berguna untuk menurunkan laju kecepatan pendinginan
  3. Berikan pemanasan akhir atau setelah pengelasan pada temperature 200 – 300 derajat celcius. Berguna untuk menurunkan tegangan sisa dan mengurangi fasa-fasa tidak stabil pada temperature ruang.
  4. Gunakan kawat las yang mengandung hidrogen sangat rendah.
  5. Panaskan elektroda sebelum digunakan untuk mengurangi kandungan air, atu zat organic pembawa hidrogen.
  6. Gunakan gas pelindung CO2 atau lainnya.

3. TEGANGAN PADA DAERAH LAS

Selama pengelasan, dapat timbul tegangan yang tidak hilang setelah benda kerja mencapai temperature ruang. tegangan yang mempengaruhi terjadinya retak dingin adalah tegangan sisa dan tegangan termal. Teganagan sisa yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh metode pengelasan, rancangan las, prosedur, dan tebal benda kerja. Benda kerja yang lebih tebal akan memiliki kepekaan retak semakin tinggi. Artinya makin tebal benda kerja, makin rentan terhadap timbulnya retak dingin. Faktor yang memberikan kontribusi terhadap timbulnya retak dingin pada daerah las adalah rancangan kontruksi, prosedur, logam induk dan bahan las.

Sunday, October 18, 2015

KAWAT LAS MAINTENANCE BESI COR (CAST IRON)


kkop-0001

Kawat Las Maintenance Besi Cor (Cast Iron) adalah Kawat Las atau elektroda yang digunakan khusus untuk pengelasan pada perawatan dan perbaikan alat-alat atau mesin industri yang material bahan dasarnya adalah Besi Cor/ Cast Iron.

BESI COR

Besi Cor juga sering disebut dengan istilah Cast Iron, Besi Tuang ataupun Ancuran. Besi Cor adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon (C), namun kandungan Karbon-nya lebih besar dari 2%. Material Besi Cor ini mengandung unsur silikon (Si) yang fungsinya sebagai penggalak penggrafitan , yang artinya mendorong terjadinya grafit di dalam Besi Cor. Grafit sendiri adalah karbon bebas yang terdapat pada suatu material yang tidak berikatan dengan unsur lain untuk membentuk suatu senyawa, jadi sifatnya relatif lunak. Grafit memiliki peranan penting dalam menentukan sifat mekanik Besi Cor. Macam Besi Cor (Cast Iron) terdiri dari  Besi Cor Kelabu,  Besi Cor Nodular,  Besi Cor Malleable, Besi Cor Putih

APLIKASI KAWAT LAS BESI COR (CAST IRON)

Kawat Las Maintenance Besi Cor EDZONA mempunyai beragam type yang bisa dipilih  untuk diaplikasikan pada pengelasan dalam rangka perbaikan dan perawatan alat-alat dan mesin-mesin yang antara lain adalah sebagai berikut :
  • Reparasi roda gigi
  • Besi cor konstruksi mesin
  • Perbaikan kran (valve)
  • Perbaikan pompa air
  • Penyambungan besi cor dengan besi / baja
  • Reparasi Filler dan cover pass
  • Reparasi engine block
  • Cylinder head
  • Mesin-mesin dengan getaran tinggi
  • Manifold
  • Berbagai jenis cor termasuk yang digalvanis
  • Penyambungan antara besi cor dan stainless-steel
  • Penyambungan antara besi cor dengan berbagai komponen lain yang terbuat dari besi cor
  • Build up Body Parts
  • Roll Cast Iron
  • Block Mesin
  • Silinder Coup
  • Manifold
  • House Bearing
  • All Parts Pump
  • Parts Textile
  • Penyambungan antara besi tuang dengan besi atau besi tuang dengan baja
  • Gear box
  • Teeth parts
  • Build up Roll Sakura
  • Drum Drawing
  • Pump Centrifugal
  • Blower
  • Clamp
  • Parts Besi tuang Ductille
Tentunya masing-masing type dari Kawat Las Cast Iron EDZONA memiliki spesifikasi khusus sesuai dengan kebutuhan aplikasinya, silahkan mempelajari detail produk kami untuk mendapatkan apa yang anda butuhkan disini.