Sunday, December 27, 2015

DASAR DASAR LAS BUSUR DC


Dasar Dasar Las Busur DC
pengelasan busur listrik didefinisikan sebagai “suatu kelompok proses pengelasan di mana pelehan bahan karena pemanasan listrik menggunakan busur listrik atau busur, dengan atau tanpa pemberian tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi”. Metode pengelasan busur menggunakan elektrode logam meliputi cara menghasilkan busur antara logam pengisi dan logam yang dilas, dan logam yang ditambahkan pada logam induk (elektroda logam).
Untuk memperoleh hasil lasan bagus, operator harus hafal mengenai hal mesin las dan sirkitnya, elektroda, busur las dan cara manipulasinya.  Sebuah generator atau rectifier (perangkat untk mengubah dari AC menjadi DC) digunakan untuk menghasilkan arus searah (DC) yang cukup kuat utuk dapat melewati jaringan pengelasan, membentuk loncatan busur pada ruang antara elektrode dan logam induk, melelhkan elektrode dan membentuk kubangan pada logam induk. Elektroda yang melelh ini kemudian menyatu dengan logam induk sehingga terjadi proses pengelasan.
Arus listrik pengelasan dapat diatur oleh operator, disesuaikan dengan kondisi pekerjaan. Elektroda las diproduksi dengan bentuk-bentuk : batang kawat polos, kawat berbalut titpis, dan kawat berbalut tebal. Pengelasan menggunakan elektroda polos sangat jarang digunakan, karena sangat sulit mengendalikan kestabilan busur nyalanya. dan hasilnya pun tidak sebagus pengelasan menggunakan elektroda berbalut. pengelasan tangan menggunakan elektroda polos hanya digunakan untuk mengelas benda kerja yang tidak begitu penting. Elektroda terbuka digunakan pada pengelsan otomatis yang dilengkapi dengan bahan fluks las.
Elektroda berbalut menghasilkan nyala busur yang stabil, yang berbalut tebal lebih stabil bahan fluks pembalut elektroda las berpengaruh :
  1. Nyala busur stabil
  2. Menarik bahan campuran terpisah dari cairan logam las mengapung di atas lalu membentuk kerak
  3. Membentuk gen inert di atas permukaan pengelasan, melindungi cairan las dari pengaruhoksidasi
  4. Kerak yang mengapung di atas permukaan cairan las juga melindunginya terhadap oksidasi pada saat proses pendinginan.
Bila dilihat dengan kaca mata las, busur las tempak terbagi 2 bagian, yaitu : berkas-busur api dan nyala api. Pada berkas buusur api, cairan logam tampak berwarna hijau, dan uap logam tampak berwarna kuning. Nyala busur berisi gas netral, tampak berwarna merah muda. Nyala busur melindungi cairan logam pada berkas busur dari pengaruh oksidasi. Bla busur terlalu panjang, gas yang menyala tidak akan mampu lagi melindungi arus busur. cairan logam akan teroksidasi dan bereaksi dengan nitrogen, meyebabkan hasil las lemah dan rapuh. Panjang busur disesuaikan dengan ke dalaman penetrasi las. Pengelasan tebal memerlukan berkas busur panjang. Panjang arus busur dipengaruhi oleh tegangan listrik. Bila arus listrik dan panjang berkas busur yang tepat dapat dipertahankan, akan dapat diperoleh hasil pengelasan sangat bagus.

DASAR-DASAR LAS BUSUR LISTRIK ARUS SEARAH POLARITAS SEARAH (DCSP)

Sirkit pengelasan misalnya elektroda las dihubungkan dengan terminal negatif generator las dan benda kerja dihubungkan dengan terminal positif, disebut polaritas searah. Pada sirkit ini arah aliran cairan logam las pada busur api searah dengan arah aliran elektroda, yaitu terminal negatif ke terminal posotif.

DASAR-DASAR LAS BUSUR ARUS SEARAH POLARITAS TERBALIK/ DCRP

Membalik arah aliran elektron pada sirkit las busur dapat dilakukan yaitu elektron dialirkan dar terminal negatif (katoda) ke logam induk. Arus ini dikenal sebagai arus searah dengan polaritas terbalik (DRCP = Direct Current Reserve Polarity). Elektron yang mengalir dari katoda ini kemudian melewati elektroda dan kembali ke anoda mesin. Pada pengelasan DRCP, panas yang dihasilkan sepertiga bagian mengalir ke logam induk dan dua per tiga bagian di dalam elektroda. dengan dua pertiga bagian panas di dalam elektroda ini, maka di dalam elektroda terjadi panas lebih (superheating) yang mengakibatkan elektroda logam ini eleh, dan lelehan elektroda ini mengalir melintasi busur dengan kecepatan tinggi menuju logam induk. Beberapa hal yang digunakan untuk menentukan pemakaian arus searah dengan polaritas  terbalik antara lain, material logam induk, posisi pengelasan, material elektroda dan pelapisnya.