Friday, January 22, 2016

Pengelasan Oksi-Asetilin


Kawat Las Tahan Panas

Pengelasan Dengan Gas

Pada Proses Pengelasan dengan gas, yang dilakukan adalah dengan cara membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga bisa menimbulkan nyala api (30000C), dimana dengan suhu tinggi tersebut akan mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya.

Pengelasan Oks Asetilin

Bahan bakar yang biasanya digunakan adalah berupa gas-gas asetilin, propan ataupun hydrogen. Namun dari ketiga pilihan bahan bakar tersebut, yang paling sering digunakan adalah gas Asetilin, sehingga las gas pada kasus yang umum dilakukan diartikan sebagai las oksi-Asetilin. Pengelasan ini tidak memerlukan tenaga listrik, sehingga las oksi-Asetilin banyak digunakan dilapangan meskipun pemakaiannya tidak sebanyak penggunaan las busur elektroda terbungkus.

Pembentukan Gas Asetilin

Oksigen didapatkan dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil biasanya berasal dari proses pencairan udara yang pada prosesnya yang terjadi adalah oksigen dipisahkan dari nitrogen. Oksigen tersebut kemudian disimpan dalam silinder baja dengan tekanan 14 MPa. Gas Asetilin (C2H2) dihasilkan melalui reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas kemudian naik kemudian endapan yang terbentuk adalah kapur tohor dan reaksi yang terjadi dalam tabung Asetilin adalah sebagai berikut :
CaC2 + 2H2O = Ca(OH)2 + C2H2
Kalsium Karbida + Air Tohor = Kapur + Gas Asetilin

Sifat Asetilin

Berdasarkan perhitungan, pada 1 kg CaC2 akan mampu menghasilkan kurang lebih sekitar 300 liter Asetilin. Sifat dari Asetilin (C2H2) sebagai gas bahan bakar antara lain adalah :
  • Tidak berwarna
  • Tidak beracun, berbau
  • Lebih ringan dari udara
  • Memiliki kecenderungan memisahkan diri jika terjadi kenaikan tekanan dan suhu yaitu di atas 1,5 bar dan 3500 C
  • Dapat larut dalam massa berpori (aseton).

Asal Gas Asetilin

Pada suatu Karbida kalsium keras yang mirip batu dan berwarna kelabu yang terbentuk sebagai hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam sebuah dapur listrik, yang kemudian hasil reaksi tersebut digerus, dipilih dan disimpan di dalam drum baja yang ditutup dengan rapat. Lalu Gas Asetilin bisa didapatkan dari generator Asetilin yang mampu menghasilkan gas Asetilin dengan cara mencampurkan karbid dengan air atau kini juga dapat dibeli dalam tabung-tabung gas yang siap pakai. Untuk alasan keamanan, gas Asetilin dalam tabung tidak boleh lebih dari 100 Kpa serta disimpan tercampur dengan aseton. Tabung Asetilin tersebut kemudian diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton lalu juga diisi dengan gas Asetilin. Tabung jenis ini akan mampu menampung gas Asetilin bertekanan sampai 1,7 MPa.

Prinsip Pengelasan Asetilin

Dasar dari pengelasan ini tidak terlalu rumit, cukup dengan mengatur besarnya gas Asetilin dan oksigen, dan kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan mampu menimbulkan nyala api. Namun besarnya gas Asetilin dan oksigen harus dilakukan pengaturan sedemikian rupa dengan cara memutar pengatur tekanannya dengan sedikit demi sedikit. Apabila gas Asetilin saja yang dihidupkan maka nyala api yang dihasilkan berupa nyala biasa yang mengeluarkan jelaga. Dan jika gas Asetilinnya terlalu sedikit yang diputar maka las tidak akan mampu menyala. Kecepatan penarikan kembali gas tiap jam dari suatu silinder Asetilin yaitu tidak boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya agar gas aseton bisa dialirkan dan silinder Asetilin harus selalu posisi tegak lurus.

Keuntungan Pengelasan Oksi Asetilin

  • Peralatan yang digunakan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimalis.
  • Cara penggunaan sangat mudah dan tidak membutuhkan teknik pengelasan yang tinggi, jadi mudah dipelajari.
  • Mudah untuk dibawa dan dapat digunakan di lapangan ataupun di dalam pabrik atau juga di bengkel-bengkel karena peralatannya yang kecil dan sederhana.
  • Jika teknik pengelasan yang dipakai tepat, maka hampir semua jenis logam akan dapat dilas dan alat ini juga dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.