Monday, February 29, 2016

Besi Tuang Dan Jenisnya


Besi Tuang Dan Jenisnya

Besi Tuang

Besi Tuang merupakan besi yang mengandung zat arang sebesar kisaran 2,5-4,5 % dan akan dapat dituang dengan baik dan tidak dapat ditempa.

Jenis Besi Tuang

Berdasarkan jenis struktur dan warna bidang pecahannya besi tuang dibedakan sebagai berikut, yaitu :
  1. Besi Tuang dengan Grafit Lamel (Tuangan Kelabu). Merupakan jenis besi tuang yang dihasilkan dengan mencampurkan dan meleburkan besi mentah kelabu, pecahan tuangan dan rongsokan baja dan dengan tambahan batu kapur di dalam sebuah tanur kubah. Pada pendinginan yang lambat, sebagian zat arang akan teruarai dalam bentuk pelat-pelat tipis kecil di antara kristal-kristal bahan dasar di bawah pengaruh Silisium. Dan ini adalah kelompok gabungan antara ferrit, perlit, sementit, ledeburit. Jumlah grafit yang terurai akan semakin besar, semakin tinggi kandungan zat arang dan silisium dan semakin lambat leburan mendingin. Kecepatan pendinginan pada pinggiran lebih besar daripada di sebelah dalam. Grafit tersebut akan memberikan dampak pada bidang pecahan kelabu, sifat luncur yang baik, peredaman getaran yang baik, kemudahan untuk diserpih, kekuatan tarik yang rendah dan hampir tidak ada regangan. Sedangkan tinggi dari kandungan zat arangnya akan memberikan dampak kemampuan tuang yang baik, titik leur yang rendah, pembentukan karat pada kulit tuangan yang keras dan kasar hanya sedikit.
  2. Besi Tuang dengan Grafit Bola (Tuangan Sfero). Pada besi tuang dengan grafit bola, kandunagn zat arang yang ada dalam bentuk grafit, hampir sepeuhnya berbentuk bola. Tidak adanya grafit lamel akan sangat meningkatkan kekuatan dikarenakan grafit bola tidak membangkitkan dampak takikan dalam struktur. Tuangan grafit bola merupakan bahan jenis baru yang mewujudkan persifatan sifat tuangan baja dan tuangan kelabu. Aplikasinyaadalah pada pembuatan poros engkol, rumah-rumah (selubung), roda gigi, pembarinagn mesin, cetakan tempa, matriks rentangan dan lain-lain.
  3. Tuangan Keras (Tuangan Putih). Tuangan jenis ini akan terjadi jika pada waktu pengerjaan besi tuang, zat arangnya terurai tidak sebagai grafit namun tetap terikat secara kimiawi di dalam besi sebagai karbid besi (Fe3C). Proses ini emmungkinkan dengan proses pendinginan secara cepat, kandungan mangan yang tinggi hingga 15%) dan kandungan silisium yang sesuai rendahnya. Tuangan keras hanya bisa diasah dengan perkakas logam keras, dan seringkali digunakan hanya dalam keadaan tuangan (gilingan, pemecah batu, perkakas murah dan lain-lain).
  4. Besi Tuang Istimewa. Untuk mendapatkan sifat istimewa, maka segala jenis besi tuang keras dapat dipadu, besi tuang paduan rendah memiliki unsur-unsur pemadu hingga 5%, besi tuang tinggi di atas 5%. Bahan besi tuang austenitis dikenal dengan Ni-rasitit. Bahan tersebut tergantung pada susunan campuran, bahan ini tahan karat, pengikisan dan panas, dapat menunjukkan sifat-sifat jalan yang baik dan perilaku ulet dalam keadaan dingin (sampai dengan 196oC).
  5. Tuangan Temper. Merupakan sebutan untuk besi cor mampu tempa (malleable cast iron), terbentuk dari besi mentah istimewa putih yang dilebur di dalam tanur kubah atau tanur elektro bersama dengan rongsokan dan bahan tambahan lainnya yang dituang ke dalam cetakan seperti besi tuang biasa dan setelah itu dibuat lunak dan mudahdibentukdengan suatu perlakuan pijar jangka panjang. Benda tuangan yang terpijarkan ini menunjukkan sifat-sifat baja ulet dengan kekuatan tarik sebesar 35-70 daN/mm2.

Saturday, February 27, 2016

Tentang Tungku Pembakaran


Tentang Tungku Pembakaran
Tungku pembakaran salah satu bagian mesin untuk tempat proses pemanasan. Penggunaannya sudah banyak diterapkan pada banyak industri misalnya  pembuatan keramik, ekstraksi logam, kilang minyak atau pada pabrik kimia sebagai sumber panas untuk kolom distilasi fraksional, dan masih banyak lagi. Bahan bakar yang umum digunakan adalah gas alam, bahan bakar minyak, kayu, batu bara, dan listrik (hanya beberapa kasus jika memakan biaya listrik yang rendah). Pada tungku pembakar induksi dan penggunaan bahan bakar listrik untuk melelehkan baja dan besi tuang sedangkan menggunakan bahan bakar minyak untuk pelelehan bahan baku bukan besi.
Hal penting penggunaan tungku pembakar yang efisien terletak pada pembakaran bahan bakar yang sempurna dengan udara berlebih yang minim. Tungku pembakar beroperasi dengan efisiensi yang relatif rendah (serendah 7 persen) jika dibandingkan dengan peralatan pembakaran lainnya seperti boiler (dengan efisiensi lebih dari 90 persen). Hal tersebut disebabkan oleh suhu operasi yang tinggi dalam tungku pembakar. Misalnya, tungku pembakar yang memanaskan bahan sampai suhu 1200 derajat C akan mengemisikan gas buang pada suhu 1200 C atau lebih yang mengakibatkan kehilangan panas yang cukup signifikan melalui cerobong. Dimensi tungku pembakaran dan kemampuan menghasilkan panasnya dapat ditentukan berdasarkan perhitungan fungsi dan kebutuhannya. Misalkan  tungku pembakaran untuk kebutuhan pembangkit listrik maka memerlukan dimensi yang besar. Karena untuk menghasilkan uap melalui boiler diperlukan energi panas yang besar pula.
Material tungku pembakaran juga ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan energi apa yang akan digunakannya baik itu menggunakan dinding terbuat dari plat ss dengan isolasi ceramic fiber, atau menggunakan dinding bata tahan api. Tungku pembakaran secara luas dibagi menjadi dua jenis berdasarkan metoda pembangkitan panasnya: tungku pembakaran pembakaran yang menggunakan bahan bakar, dan tungku pembakaran listrik yang menggunakan listrik. Sedangkan tungku pembakaran pembakaran juga digolongkan menjadi beberapa bagian, jenis bahan bakar yang digunakan, cara pemuatan bahan baku, cara perpindahan panasnya dan cara pemanfaatan kembali limbah panasnya. Namun, dalam prakteknya tidak mungkin menggunakan penggolongan ini sebab tungku pembakaran dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar, cara pemuatan bahan ke tungku pembakaran yang berbeda.
Untuk perawatan tungku dan perbaikannya dapat menggunakan cara pengelasan menggunakan kawat las EDZONA. Untuk penawaran harga dan konsultasi bisa menghubungi kami via telp (024) 6747333 dan email : info@kawatlasedzona.com.

Thursday, February 25, 2016

Tipe Kawat Las Terbaik Untuk Aluminium

KAWAT LAS NON FERROUS METALS EDZONA-AL 430

KAWAT LAS NON FERROUS METALS EDZONA-AL 430

Aluminium yang merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk keperluan industr-industri termasuk di Indonesia. Aluminium dilambangkan dengan Al ini merupakan jenis logam berat. Penggunaan alumium misalnya pada instri minyak, gas, pipa, pertambangan, juga mesin-mesin yang pasti memerlukan perbaikan dan perawatan mesin. Salah satu solusi untuk perawatan mesin-mesin berbahan aluminium adalah dengan pengelasan baik untuk perawatan maupun perbaikan. Dalam pengelasan bahan pokok utama yang penting adalah pemilihan kawat las, yang harus diperhatikan kandungan aluminium ataupun kandungan lain yang harus diperhatikan agar sambungan las adalah hasil maksimal. Untuk kawat las maintenance dan repair EDZONA terdapat beberapa tipe kawat las terbaik untuk aluminium yaitu :

Kawat Las Aluminium Edzona-Al 43
AWS : E 4043
DIN 1732 El-Al Si 5 Rest
DC+
Diameter : 2,5 & 3,20 – 4,00
Kawat Las Edzona AL 43 adalah kawat las alumunium yang pengelasan yang padat tanpa porosity bebas percikan dan terak mudah dibersihkan. Dapat menyatu dengan baik pada alumunium biasa dan alumunium alloy. Dapat digunakan untuk segala posisi pengelasan. Sangat baik untuk mereparasi, pengelasan alumunium roll, extrusion dan alumunium cor. Untuk perbaikan komponen kendaraan, listrik, fabrikasi, irigasi, mesin laut, pembuatan tangki dan penyambungan pipa bahan kimia serta untuk berbagai macam penggunaan lainnya yang terbuat dari bahan alumunium.

Kawat Las Aluminium Edzona-Al 430
AWS : DIN 1732 El-Si 12 Mn 0.3 Al bal
DC+
Diameter : 2,5& 3,20 – 4,00
Kawat Edzona-AL 430 alumunium untuk pengelasan semua jenis logam Aluminium murni atau Aluminium Alloy, deposite lasnya sangat baik dan halus, penetrasi pengelasan lebih dalam, tanpa porosity, endapan terak sangat tipis sehingga ekonomis. Keistimewaan dalam kondisi tertentu dapat digunakan tanpa Preheating awal pada logam yang akan di las. Kawat Las Edzona-AL 430 alumunium dapat digunakan ntuk mereparasi Propeller, Impeller, Sudut-sudut pompa, Propeller kapal, Bushing, Gear Bronze, Bejana tekan, Pipa Intercoller, Pelapis rumah pompa, Parts pada kimia dll.

Kawat Las Asetilin Edzona-55 Tig
ER 4047
Diameter : 1,6
Kawat Las Argon Edzona-55 TIG kawat las spesial produk merupakan batang las untuk semua jenis aluminium lembaran dan cor dengan daya kuat yang tinggi, berkadar cair rendah.

Tuesday, February 23, 2016

Pengaruh Gaya Luar Pada Kekuatan Bahan


Pengaruh Gaya Luar Pada Kekuatan Bahan
Pada sebuah kasus bagian badan dari sebuah bahan yang diberi beban dengan sebuah gaya, maka pada penampang dari badan bahan tersebut akan bangkit suatu tegangan yang menyebabkan perubahan bentuk, dan bila gaya luar tersebut cukup besar maka bahan tersebut akan pecah.

Satuan Gaya

Satuan ukuran untuk Gaya yang berlaku adalah Newton (N), pada pengujian bahan menggunakan satuan deka-Newton (daN) dimana 1 daN sama dengan 1 N. Tegangan adalah gaya pertahanan dalam, pada daN yang muncul pada suatu satuan bidang seluas 1 mm2 atau 1 cm2 (daN/mm2 atau daN/cm2). Sedangkan kekuatan adalah tegangan tertinggi yang mungkin terjadi dalam bahan dimana akan mengakibatkan perubahan bentuk terbesar sebelum terjadi perpecahan.

Jenis Gaya Luar

Pengaruh Gaya Luar Pada Kekuatan Bahan. Berikut ini beberapa jenis gaya luar yang dibedakan menurut jenisnya antara lain :
  1. Kekuatan tarik. Terjadi bila gaya luar F bekerja dengan cara menarik dengan arah memanjang, tegangan tarik akan berdiri tegak lurus pada penampang yang dibebani dan memperpanjang batang. Kekuatan tarik tersebut dilambangkan dalam satuan daN/mm2 yang membentuk angka ciri untuk nama-nama bahan. Sedangkan lambang untuk tegangan perpecahan adalah sigma B (sB).
  2. Kekuatan tekan. Terjadi jika gaya luar bekerja menekan pada arah memanjang yang saling berlawanan arah, tegangan tekan berdiri tegak lurus pada penampang yang diberi beban dan memperpendek batang. Kekuatan tekan dilambangkan sd.
  3. Terjadi saat batang yang mengalami tekanan bentuknya sangat panjang bila dibandingkan terhadap ukuran penampangnya, maka akan tertekuk enyimpang di bawah pengaruh gaya sumbu.
  4. Kekuatan geser. Dapat terjadi pada suatu batang terjadi suatu yang bekerja yaitu 2 gaya F yang sama besar, berlawaan arh dan berada di dalam bidang yang sama tegak lurus terhadap sumbu batang. Gaya ini berusaha untuk menggeser bagian batang dalam penampangini antara satu dengan yang lainnya, tegangan terletak sejajar dengan penampang. Jika kekuatan geser dapat dilampaui, maka akan terjadi pemenggalan batang dan tegangan geser selalu muncul pada setiap proses penyayatan. Kekuatan geser tB (tau B) diukur dalam satuan kp/mm2.
  5. Terjadi bila sebuah batang akan menerima beban lentur jika sebuah gaya yang sedang bekerja pada posisi tegak lurus terhadap sumbu batang yang akan mengakibatkan pelengkungan sumbu.
  6. Bisa Terjadi pada batang bekerja 2 gaya yang sama besar dan sebidang, serta posisi tegak lurusterhadap sumbu batang dan berusaha memuntirkan penampang satu terhadap lainnya, seperti pada penyeretan yang menimbulkan tegangan geser.

Sunday, February 21, 2016

Uji Kekuatan Hasil Las


Uji Kekuatan Hasil Las
Kekuatan dan cacat  yang terjadi pada sambungan hasil pengelasan, hasilnya dengan dilakukan pengujian merusak dan pengujian  tidak merusak. Misalnya pengujian yang merusak dapat dilakukan dengan uji mekanik untuk mengetahui kekuatan sambungan logam hasil pengelasan. Untuk pengujian yang merusak pada daerah lasan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenisuaitu : uji kekerasan, uji tarik, dan uji fatik.

Pengujian Tarik

Pengujian las dengan tarik statik yang terlebih dahulu embentuk spesimen uji tarik yang telah distandarisasi. Pengujian tarik statik dilakukan untuk mengetahui kekuatan sambungan logam yang telah dilas, karena mudah dilakukan, dan menghasilkan tegangan seragam pada penampang serta kebanyakan sambungan logam yang telah dilas mempunyai kelemahan untuk menerima tegangan tarik. Pada kekuatan tarik pada hasil sambungan las sangat dipengaruhi oleh sifat logam induk, sifat daerah HAZ, sifat logam las, dan geometri serta distribusi tegangan dalam sambungan. Uji tarik yang dilakukan pada suatu material logamakan menghasilkan grafik tegangan-regangan yang dapat memberikan data, diantaranya berupa kekuatan luluh dan kekuatan tarik yang merupakan parameter keuletan dari spesimen yang diuji tarik.

Pengujian Impak

Uji impak dirancang untuk mensimulasikan reaksi material terhadap pembebanan kecepatan tinggi dan membutuhkan suatu batang percobaan yang di benturkan dengan pukulan mendadak. Terdapat dua macam metode pengujian impak, yaitu metode Izod dan metode Charpy. Kedua pengujian ini menggunakan jenis pengukuran yang sama tetapi berbeda bentuk batang percobaannya.

Pengujian Struktur Mikro

Pada umumnya struktur mikro dari baja tergantung dari kecepatan pendinginnya dari suhu daerah austenit sampai ke suhu kamar. Karena perubahan struktur ini maka dengan sendirinya sifat-sifat mekanik yang dimiliki juga berubah.  Dalam pengujian ini, kualitas bahan ditentukan dengan mengamati struktur di bawah mikroskop, disamping itu dapat pula mengamati cacat dan bagian yang tidak teratur. Mikroskop yang dipergunakan adalah mikroskop optic, tetapi apabila perlu dipergunakan mikroskop electron untuk mendapat pembesaran yang tinggi. Dalam hal tertentu dipakai alat khusus yaitu mikroskop pirometri untuk bisa mengamati perubahan-perubahan yang disebabkan oleh temperatur, atau juga dipakai alat penganalisa mikro sehingga kotoran kecil dalam struktur dapat dianalisa. Permukaan logam uji diperoleh dan diperiksa langsung di bawah mikroskop atau dilakukan lebih dahulu bermacam-macam etsa baru diperiksa di bawah mikroskop.
Untuk pengeujian kekerasan, sudah dibahas sebelumnya di sini.
Kawat Las Maintenance EDZONA.
Hubungi kami dan dapatkan DISKON MENARIK
(024) 6747333
info@kawatlasedzona.com

Friday, February 19, 2016

Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja


Pengaruh Unsur Paduan Dalam Baja
Baja paduan dibuat untuk mendapatkan sifat baja yang disesuaikan dengan masing-masing kebutuhan. Ada baja paduan rendah dan baja paduan tinggi bila dilihat dari unsur yang digunakan dan jumlah dari unsur untuk paduan baja tersebut. Berikut ini adalah beberapa unsur yang digunakan dalam paduan baja beserta fungsi masing-masing unsur tersebut untuk merubah sifat baja yang ada.
  1. Silisium (Si). Merupakan unsur yang terkandung dalam jumlah kecil di dalam semua bahan besi dan ditambahkan dalam jumlah yang lebih besar pada beberapa jenis khusus.  Sifat Meningkatkan : Kekuatan, Kekerasan, Kemampuan mengeras secara keseluruhan, Kekenyalan, Ketahanan aus, Ketahanan terhadap panas dan karat, Ketahanan terhadap kekerasan. Menurunkan : Regangan, Kemampuan tempa dan las
  2. Mangan (Mn). Merupakan unsur yang hampir sama dengan Si yaitu terkandung di dalam semua bahan besi dan ditambahkan dalam jumlah besar pada jenis khusus, sebagai contoh yaiu baja keras mangan dengan 13% Mn. Sifat Meningkatkan : Kekuatan, Kekerasan, Ketahanna aus, Pengeuatan pada pembentukan dingin. Menurunkan : Kemampuan serpih
  3. Krom (Cr). Merupakan unsur terpenting untuk baja konstruksi dan perkakas serta baja tahan karat dan asam. Sifat Meningkatkan : Kekerasan, Kekuatan, Batas rentang, Ketahanan aus, Kemampuan dikeraskan, Ketahanan panas, kerak, karat dan asam, Kemudahan pemolesan. Menurunkan : Regangan dalam tingkat rendah.
  4. Nikel (Ni). Merupakan unsur paduan untuk baja dimana jika ada unsur ini sebagai salah satu paduannya maka akan dapat dilas, disolder dan dikerjakan pada pengelupasan serpih dengan baik selain itu juga menjadi dapat dibentuk dalam kondisi dingin maupun panas, dapat dipoles dan dimagnetidadikan. Sifat Meningkatkan : ,Keuletan, Kekuatan, Pengerasan menyeluruh, Ketahanan karat, Tahanan listrik (kawat pemanas). Menurunkan : Kecepatan pendinginan, Regangan panas.
  5. Molibdenum (Mo). Merupakan unsur yang pada umumnya dipadukan dengan baja dalam ikatan dengan Cr, Ni dan V. Sifat : Meningkatkan : Kekuatan tarik, Batas rentang, Batas rentang panas, Ketahanan panas, Suhu pijar pada perlakuan panas.  Menurunkan : Regangan, Kerapuhan pelunakan
  6. Vanadium (V). Merupakan unsur yang mempunyai dampak mirip dengan Mo jika dipadu dengan baja, namun bedanya hanya pada tidak mengurangi regangan. Sifat Meningkatkan : Kekuatan, Batas rentang, Keuletan, Kekuatan panas, Suhu pijar pada perlakuan panas. Menurunkan : Kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas
  7. Wolfram (W). Merupakan unsur yang terpenting dalam paduan bagi baja olah cepat dan logam keras, dikarenakan titik leburnya yang tinggi maka dapat digunakan untuk kawat pijar dan logam keras. Sifat  Meningkatkan : Kekerasan, Kekuatan, Batas rentang, Kekuatan panas, Ketahanan terhadap normalisasi dan daya sayat. Menurunkan : Sedikit regangan
  8. Kobalt (Co). Merupakan unsur yang digunakan sebagai tambahan terhadap baja olah cepat dan baja terkeras. Sifat Meningkatkan : Kekerasan, Ketahanan aus, Ketahanan karat dan panas, Daya hantar listrik, Kejenuhan magnetis
  9. Titanium (Ti). Merupakan unsur yang memiliki kekuatan yang sama seperti baja dan mempertahankan sifatnya hingga 400oC, maka seringkali menjadi paduan kawat las.  Sifat  Karbid Titanium memiliki kekerasan yang tinggi dan titik lebur yang tinggi karena merupakan unsur logam keras.
  10. Tantalum (Ta).  Merupakan unsur yang sangat tahan karat, baja krom anti karat menjadi dapat dilas baik jika dipadu dengan Ta. Sifat Memiliki titik lebur 3150oC, merupakan unsur dari logam keras, berat jenisnya 16,6 daN/mm3.

Wednesday, February 17, 2016

Solusi Pengelasan Dekat Dengan Pipa Gas


Solusi Pengelasan Dekat Dengan Pipa Gas
Jika melakukan pengelasan yang dekat dengan pipa gas, standar pengelasan ( hot work permit ) biasanya di sekeliling tempat las ditutupi dengan fire blanket, seperti cabin atau ruang tertutup. Tapi terkadang juga memungkinkan  penutup fire blangket yang tidak sempurna atau tidak ditutup di alas nya sehingga tetap bisa terjadi percikan las keluar keluar. Sehingga perlu juga dipastikan tidak ada kebocoran gas. Berdasarkan dari forum migas indonesia, terdapat beberapa solusi untuk mneghadapi kendala tersebut yaitu :
 memastikan tidak ada gas yang mudah menyala atau meledak di sekitar lokasi pengelasan, dapat menggunakan alat deteksi gas misalnya draeger gas detector yang standby sebelum maupun pengelasan berlangsung.
 mengisolasi lokasi pengelasan misalnya memberikan cover berupa karung-karung atau bahan yg sukar menyala dengan basahkan setiap saat agar percikan saat pengelasan tidak menimbulkan panas atau kebakaran.
 dapat menggunakan Ampere agak rendah, untuk menghindari panas berlebihan
 perhatikan adanya leaking kecil di tempat yg terpencil misalnya di dekat valve, flange dan lakukan pengecekan di tempat yang rawan dan pasang dengan fire blanket menutupi pipa tersebut.
 perhatikan arah angin atau bendera angin selama proses pengelasan. Usahakan agar arah angin menuju ke pipa gas dari posisi pengelasan sehingga jika ada kebocoran gas, gas nya terbang menjauh dari api las.
 siap siagakan adanya pemadan api berbentuk aerosol untuk berjaga jika terjadi pembuangan fluks.
Pekerja las harus selalu berhati-hati dan berjaga dalam melakukan pengelsan. Harus sesuai dengan prosedur keselamatan kerja agar meminimalkan resiko terjadinya kecelakaan saat pengelasan. Gunakan alat keselamatan kerja las untuk perlindungan diri pekerja las. Juga pastikan lokasi pengelasan aman dari bahaya yang dapat menyebabkkan kebakaran ataupun kecelakaan lain.
Sedangkan untuk pemilihan kawat las khusus maintenance, dapat menggunakan kawat las atau elektroda EDZONA. Kawat las EDZONA sudah terbukti memiliki kualitas terbaik untuk perbaikan dan perawatan mesin. Siap untuk mengirimkan produk kawat las ke seluruh wilayah Indonesia dengan cepat dan aman.

Monday, February 15, 2016

Pengelompokan Dan Standarisasi Baja


Kawat Las Untuk Logam Ferro Dan Non Ferro
Baja merupakan bahan yang termasuk paling mudah untuk diubah wujudnya, maka dikarenakan hal tersebut maka baja menjadi bahan baku yang paling sering digunakan. Pabrik baja pada umumnya memproduksi baja dengan mutu terjamin dan juga berbagai macam untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehingga agar selalu tersedia jenis baja yang cocok.
Beracam jenis baja yang ada di pasaran dibedakan berdasarkan hal-hal berikut ini :
  • Kekuatan
  • Keuletan
  • Kekerasan
  • Kekenyalan
  • Kemampuan untuk dikeraskan
  • Kemampuan las
  • Kemampuan bentuk dingin dan panas
  • Daya tahan panas
  • Daya tahan karat
  • Kemampuan diserpih, dll.
Dari banyak sifat yang sebagian besar tersebut saling bertentangan akan dapat didapatkan melalui proses antara lain sebagai berikut :
  • proses produksi dan tindakan tertentu pada penuangan (penenangan dan penyerapan gas)
  • pemisahana kadar zat arang dan bahan-bahan pengiring
  • pemaduan dengan logam-logam lain dalam perbandingan kadar yang diselaraskan
  • perlakuan panas yang terarah
Berbagai jenis baja dengan pilihan yang sangat beragam jenisnya bisa dijadikan dua kelompok utama berdasarkan penggunaan dan kandungan arangnya, yaitu :
  1. Baja Konstruksi. Pada kelompok baja konstruksi ini mencakup sekitar 90% dari seluruh pembuatan baja. Penggunaan : Untuk pembuatan baja batang, baja profil untuk aplikasi segala jenis konstruksi (jembatan, menara, bangunan tinggi), baja beton, lembaran, pipa, kawat dan bagian mesin yang terbuat dari baja (dituang, ditempa dan dikempa). Sifat : Memiliki kandungan zat arang sebesar 0,06-0,55%, bisa berupa paduan maupun bukan paduan, baja konstruksi pada umumnya tidak dipadukan dan distandarisasikan menurut kekuatan tarik terkecilnya. Sedangkan pada banyaknya kandungan C akan menjadikan kekuatan tarik dan kekerasannya menjadi tinggi sehingga kemampuan regang, keuletan dan kemampuan lasnya akan menurun.
  2. Baja Perkakas. Secara umum kandungan zat arang sebesar 0,5-2,06%, memiliki sifat dapat dikeraskan dan bisa berupa paduan maupun bukan paduan. Pada Pengelompokan baja perkakas dikategorikan menjadi tiga menurut susunan campurannya yaitu baja perkakas bukan paduan, baja perkakas paduan rendah dan baja perkakas paduan tinggi.
Baja Perkakas Bukan Paduan. Penggunaan : Perkakas yang bekerja dalam keadaan dingin seperti martil. Pahat, pisau, gunting, kikir. Sifat : Kandungan C yang terkandung sebesar 0,5-1,5%, semakin besar kadarnya akan semakin tinggi tingkat kekerasan alami dan kekerasan kejutnya (lebih banyak membentuk smetit). Baja ini merupakan baja pengerasan air yang membutuhkan kecepatan tinggi saat pendinginan kritis, peka terhadap retakan dan memiliki pengisutan besar serta kemampuan pengerasan secara keseluruhan yang rendah.
Baja Perkakas Paduan RendahPenggunaan : Digunakan pada mata bor ulir, mata bor spiral, peraut, perkakas stempel, perkakas ukur, cetakan, bentuk tuangan. Sifat : Kandunagn C sebesar 0,8-1,7% dengan dipadu unsur lai berupa Wolfram, Krom, Vanadium, Nikel, Mangan hingga seluruhnya berjumlah 5%. Baja ini merupakan baja pengerasan minyak.
Baja Perkakas Paduan TinggiPenggunaan : Diterapkan untuk kecepatan tinggi dengan waktu tahan yang panjang, misalkan pada peraut, pahat bubut, pahat ketam, gergaji, mata bor. Sifat : Kandungan C didalamnya sebesar 0,8-2,06% dan dipadukan dengan wolfram,Krom, Vanadium, Nkel, Titanium, Kobalt. Merupakan baja pengerasan udara dan mempertahankan kekerannnya sampai pijar merah lemah (560%).

Saturday, February 13, 2016

Perawatan Berkala Mesin Produksi


Perawatan Berkala Mesin Produksi

Tugas Perawatan Harian

Perusahaan dengan skala produksi yang besar pasti memiliki agenda terjadwal untuk proses perawatan mesin-mesin produksinya. Sebagian besar kegiatan perawatan yang dilakuan oleh petugas maintenance untuk jadwal harian pada umumnya adalah seperti yang disebutkan dibawah ini :
  1. Mengadakan pengontrolan pada pelaksanaan cleaning mesin oleh para operator masing-masing mesinnya.
  2. Mengadakan pengecekan rutin berdasarkan jadual waktu yaitu : Melakukan tambah maupun ganti pelumasan pada setiap 3 atau 6 bulan menurut penggunaan mesin, memastikan kebersihan pada motor listrik, memberikan pelumas pada motor listrik, melakukan pengecekan alat-alat listrik berupa switch dan pengaman listrik, melakukan pemeriksaan keadaan umum kondisi mesin.
  3. Mencatat semua kerusakan mesin pada kartu mesin misalkan jika ada part yang diganti, catatan ini untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan perhitungan maintenance-cost secara tepat.
  4. Memproduksi spare-parts atau melakukan pemesanan pembuatan spare-parts dengan memberi gambar atau petunjuk pembuatannya.
  5. Melakukan perencanaan kebutuhan spare-parts untuk persediaan berdasarkan pengalaman history dari mesin-mesin tersebut. Pada umumnya pada mesin-mesin yang sangat vital dalam penggunaannya di proses produksi akan disiapkan persediaan spare-parts yang jumlahnya lebih banyak dan juga persediaan tersebut akan sangat bergantung pada biaya atau anggaran yang tersedia untuk masing-masing mesin tersebut.

Tugas Perawatan Pada Kegiatan Overhaul

Ada penanganan khusus jika terjadi kondisi Overhaul atau turun mesin. Tugas-tugas yang dilakukan pada kegiatan overhaul biasanya dilaksanakan oleh tenaga maintenance namun juga dibantu oleh tenaga-tenaga khusus. Tindakan atau kegiatan yang dilakukan jika kondisi overhaul adalah sebagai berikut :
  1. Pemeriksaan Mesin
  2. Melakukan pengetesan kerja alat/mesin untuk diperiksa hasil kerjanya, misal : kualitas putaran atau daya mesin.
  3. Melakukan pengukuran pada tingkat ketelitian, misal : pengukuran ampere atau voltage pada mesin las.
  4. Pemeriksaan onderdil saat melakukan pembongkaran alat/mesin. Misal : terutama terhadap kelonggaran.
  5. Pelaksanaan
  6. Melakukan pembongkaran dari semua bagian alat/mesin.
  7. Melakukan pemeriksaan pada semua bagian alat/mesin.
  8. Melakukan produksi pembuatan onderdil yang telah rusak karena sudah aus.
  9. Pemasangan Dan Penyetelan
  10. Perakitan kembali alat/mesin yang sudah diperbaiki.
  11. Meneliti semua bagian yang dipasang pada saat perakitan.
  12. Memastikan sudah berfungsi dengan baik.

Kawat Las Edzona

Pada kasus tertentu untuk perawatan peralatan mesin dibutuhkan proses pengelasan. Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang baik maka harus menggunakan Kawat las dengan kualitas yang bagus. Silahkan mengunjungi menu produk kawat Las Kami untuk menemukan Kawat Las terbaik untuk mesin Anda.

Thursday, February 11, 2016

Kawat las Untuk Puli


Kawat Las Untuk Puli

Tentang Pulley

Puli atau yang sering disebut pulley adalah suatu roda yang memiliki  rongga di sepanjang sisinya untuk tempat tali atau kabel. Pada umumnya puli  digunakan dalam suatu rangkaian yang dirancang untuk mengurangi jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat suatu beban. Puli adalah salah satu dari enam jenis pesawat sederhana yang berfungsi untuk memudahkan pemindahan benda. Cara kerja pesawat sederhana adalah melipat gandakan gaya atau mengubah arah gaya. Benda atau beban yang berat dapat dipindahkan dengan memberikan sedikit  gaya saja. Bilangan yang menyatakan pelipatgandaan hasil dari suatu pesawat sederhana terhadap gaya atau jarak perpindahan disebut keuntungan mekanis.
Jenis puli berdasarkan materialnya terdiri dari : Cast iron pulley, Steel pulley, Wooden pulley, Paper pulley.  Sedangkan berdasarkan mekanisnya jenis Puli terdiri dari :
  1. Puli tunggal, Puli yang posisinya tidak berubah. Keuntungan mekanis tau KM yaitu perbandingan antara beban yang mampu dengan diangkat gaya yang dikerjakan
  2. Puli bebas, adalah puli yang posisinya selalu berubah. Dipasang pada tali yang bergantung sehingga mudah untuk dipindahkan. Digunakan untuk memudahkan dalam mengangkat dan memindahkan beban. Keuntungan mekanis, yaitu perbandingan antara beban yang mampu dengan diangkat gaya yang dikerjakan.
  3. Puli majemuk, perpaduan antara pulley tetap dan pulley bebas yang dihubungkan dengan tali. KM atau keuntungan mekanis, yaitu perbandingan antara beban yang mampu dengan diangkat gaya yang dikerjakan.

Perawatan Dan Perbaikan Untuk Puli

Puli tentu banyak digunakan pada dunia industri di Indonesia. Puli yang bagus dan dapat bekerja secara maksimal jika terus diberikan perawatan berkala dan perbaikan jika terdapat kerusakan-kerusakan pada puli. Jika tidak dilakukan perawatan ataupun perbaikan pada puli, maka dapat mengganggu aktivitas produksi dan menghambat berjalannya aktivitas industri. Hal ini tentu tidak diinginkan oleh perusahaan karena akan berpengaruh pada ekonomi perusahaan. Maka solusi perbaikan dan perawatan atau mainetenance untuk puli adalah dengan pengelasan, misalnya untuk puli yang berbahan besi cor. Dan kawat las yang tepat adalah menggunakan kawat las merk EDZONA, yang sudah terbukti memiliki kualitas terbaik dan hasil samungan yang maskimal.

Tuesday, February 9, 2016

Jenis Nyala Pada Las Oksi-Asetilin


Jenis Nyala Pada Las Oksi-Asetilin
Pada proses pengelasan dengan oksi-asitilin, nyala dari hasil pembakaran dalam las oksi-asetilin tersebut dapat berubah dengan bergantung pada perbandingan dari gas oksigen dan gas asetilinnya. Dari proses tersebut bisa terjadi tiga jenis nyala api dalam las oksi-asetilin yang antara lain adalah :

1. Nyala Karburasi (Nyala Asetilin Lebih)

Jenis nyala ini akan terjadi jika pada perbadingan gasnya yang digunakan terlalu lebih banyak gas asetilin yang digunakan maka yang terjadi adalah di antara kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul suatu kerucut nyala baru yang berwarna biru. Kemudian di antara kerucut yang menyala tersebut dan selubung luar akan muncul kerucut diantaranya yang berwarna keputih-putihan dengan panjangnya tergantung dari jumlah kelebihan asetilin. Sehingga pada kasus ini akan menyebabkan terjadi karburisasi pada logam cair dan nyala jenis ini lebih sering digunakan pada pengelasan logam nikel, monel, berbagai jenis baja serta beragam bahan pengerasan permukaan non-ferous.

2. Nyala Oksidasi (Nyala Oksigen Lebih)

Untuk nyala jenis ini bisa terjadi bila gas oksigen yang digunakan lebih banyak dibandingkan jumlah yang dibutuhkan pada proses pengelasan untuk menghasilkan nyala yang netral, sehingga akan terjadi nyala api menjadi pendek serta warna kerucut bagian dalam akan berubah menjadi ungu. Kemudian nyala jenis ini akan bisa menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada suatu logam cair. Nyala tersebut yang bersifat oksidasi ini biasanya harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan atau perunggu tetapi tidak dianjurkan untuk pekerjaan pengelasan lainnya.

3. Nyala Netral

Pada proses pengelasan oksi-asetilin dengan hasil nyala netral ini, akan terjadi jika perbandingan antara oksigen dan asetilin yaitu sekitar satu. Nyala tersebut akan terdiri dari kerucut dalam yang berwarna putih bersinar serta kerucut luar yang berwarna biru bening. Gas oksigen yang dibutuhkan pada jenis nyala ini berasal dari udara dan suhu maksimumnya (yaitu setinggi 3300 oC sampai dengan 3500 oC) dapat tercapai pada ujung nyala kerucut. Dikarenakan sifat nyala yang akan dapat merubah komposisi logam cair,  jadi  nyala asetilin yang berlebih maupun nyala oksigen yang berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja. Dan suhu Pada ujung kerucut dalam sebaiknya sebesar kira-kira 3000 °C serta yang di tengah kerucut luar kira-kira 2500 °C.

Sunday, February 7, 2016

Elektroda Terbaik Untuk Stainless Steel



Kawat Las Stainless Steel 2

Dengan berkembangnya teknologi telah dihasilkan baja dengan berbagai jenis sesuai dengan fungsi atau tujuan pemakaian, termasuk baja tahan karat stainless steel. Stainless Steel termasuk baja paduan yang tahan terhadap korosi dan tahan pada suhu tinggi maupun rendah. Bahan stainless steel banyak digunakan pada reaktor atom, turbin,pesawat, mesin jet, alat rumah tangga dan pada industri pengolahan obat dan makanan. Selain itu, baja ini juga mempunyai ketangguhan dan sifat mampu mesin yang cukup. Pada umumnya struktur mikro baja tergantung dari kecepatan pendinginannya dari suhu daerah austenit sampai suhu kamar. Karena perubahan struktur ini dengan sendirinya sifat-sifat mekanik yang dimiliki juga akan berubah. Hal yang sama juga terjadi pada proses pendinginan baja setelah mengalami proses pengelasan. Dengan kecepatan pendinginan yang berbeda sifat mekanik yang terjadi juga akan berbeda. Pengelasan semua baja tahan karat akan mengalami penggetasan dan peretakan akibat proses pemanasan dan pendinginan. Maka salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi hasil las adalah pemilihan kawat las atau elektroda.Dan di bawah ini adalah pilihan-pilihan kawat las dengan merk EDZONA :

KAWAT LAS STAINLESS STEEL EDZONA-100
untuk penyambungan baja yang tidak sama jenisnya. Hasil las memiliki struktur austenite chromium-nikel-molybdenum dan sedikit mengandung struktur delta ferrite. Ketahanannya terhadap scaling bisa mencapai hingga temperatur 850ºC. memiliki ketahanan terhadap keretakan yang sangat baik. cocok untuk penyambungan baja yang sulit dilas serta sebagai buffer layer yang ulet untuk pengelasan baja yang sangat sensitif terhadap keretakan, atau sebagai landasan sebelum dilakukan pengelasan hard facing. Temperatur operasi untuk penyambungan baja yang tidak sama jenisnya bisa mencapai hingga temperatur 300ºC. Hasil las dapat di-work-hardening.

AWS : E.307-16
DC+/AC
Diameter : 2,5 & 3,20 – 4,00
C 0.09- Mn 5.8- Si 0.3
Cr 21.5- Ni 8.5- Mo 0.9

KAWAT LAS STAINLESS STEEL EDZONA-108
Dengan 20% Chromium dan 10% nikel, membuat hasil las tahan terhadap karat/oksidasi. Dengan tensile strength yang tinggi serta deposit las tanpa porosity cocok untuk konstruksi berat. Slag yang mengelupas secara otomatis, serta warna deposit yang bersih mengurangi pekerjaan menyikat. Cocok juga untuk perbaikan atau untuk pengelasan seperti tangki dan pipa pengolahan makanan, obat-obatan, minuman, farmasi, kosmetik, arsitektural, dll.

AWS : E.308L-16
DC+/AC
Diameter : 2,5 & 3,20 – 4,00
C0.025- Mn 0.8- Si 0.9
Cr 19- Ni 10

KAWAT LAS STAINLESS STEEL EDZONA-109
Serba guna, dapat menyambung dengan baik stainless steel dengan baja karbon atau baja paduan (alooy). Membentuk martensit yang homogen dengan logam yang dilas sehingga mengikat dengan kuat dan tidak lepas. Sangat cocok untuk perbaikan atau untuk pengelasan seperti baja karbon, baja alloy rendah, besi, berbagai jenis stainless steel, dan penggabungan dari bahan-bahan tersebut.

AWS : E.309L-16
DC+/AC
Diameter : 2,5 & 3,20 – 4,00
C 0.015- Mn 0.7- Si 0.9
Cr 23- Ni 13- Mo 1.0

KAWAT LAS STAINLESS STEEL EDZONA-110
tahan terhadap panas extra tinggi. 1100oC-1200oC adalah temperatur kritis untuk beberapa jenis baja, tahan pada temperatur ini tanpa ada tanda-tanda rusak/karbonasi. Deposit las sangat halus dengan penetrasi yang dalam. Sangat sesuai dengan problem steel, terutama pada cast steel juga cast iron dengan kandungan karbon rendah. kawat las untuk komponen panas extra tinggi. Juga sangat tahan terhadap karat, oksidasi, serta bahan kimia karena mengandung nikel diatas 20%. Sangat cocok untuk perbaikan pada komponen industri logam, oven, tungku pembakaran, komponen incinerator, galvanizing, boiler/heater, komponen hydrolic, perbaikan as dan roda gigi, dll.

AWS : E.310-15
Diameter : 2,5 & 3,20 – 4,00
C 0.025- Mn 0.8- Si  0.9
Cr 19- Ni 12- Mo 2.7

KAWAT LAS STAINLESS STEEL EDZONA-116
Dengan kandungan Molibdenum yang memberikan ketahanan extra terhadap korosi bahan kimia. Dengan kemampuan pengelasan yang sangat baik cocok untuk berbagai keperluan pengelasan stainless steel pada pabrik pengolahan bahan kimia. Hasil las tanpa retak, slag lepas secara otomatis serta warna deposit yang bersih, sesuai untuk pembuatan tangki-tangki pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Dapat digunakan pada segala posisi dengan penetrasi sangat dalam. Sangat cocok untuk perbaikan atau pengelasan semua benda dengan bahan stainless steel dengan ketahanan terhadap bahan kimia sangat baik.

Friday, February 5, 2016

Cara Menjadi Welder


Kawat Las Tahan Panas
Dalam bahasa Indonesia untuk profesi tukang las disebut sebagai welder. Welder bertugas mengelas berbagai infrastruktur industri, dari turbin listrik hingga kilang minyak dan pipa tambang, alat-alat berat, dn masih banyak lagi. Jika seorang welder memiliki keahlian yang terampil dalam pengelasan maka tidak tanggung-tanggung, welder akan punya posisi tawar luar biasa. Cara-cara untuk menjadi welder adalah :
  • Ketahui dan pahami tentang tugas seorang welder, bahwa harus memiliki tubuh dan mental yang fit, selalu konsentrasi dan serius dalam mengerjakan pengelasan, dan akan ada dalam lingkungan kerja las, logam, api, dan sebagainya.
  • Ikuti program pelatihan untuk menjadi welder, misalnya perguruan tinggi, sekolah kejuruan pengelasan, kursus, atau di balai-balai pelatihan pemerintah.
  • Pelajari dasar-dasar semua tipe pengelasan, keselamatan kerja las, tipe benda kerja, dan dasar-dasar pengelasan lainnya.
  • Fokus pada tipe pengelasan. Setelah pengetahuan dasar pengelasan dikuasai, fokuslah pada beberapa kemampuan las untuk. Karena beberapa perusahaan terkadang memberikan spesifikasi welder yang terampil pada tipe las tertentu misalnya MIG, TIG, SMAW, dan sebagainya.
  • Ikuti program magang agar memiliki pengalaman dan mengetahui kemampuan pengelasan dan perbanyak kemampuan dengan mengikuti pelatihan pengelasan.
  • Ikuti Training menjadi Welder dan dapatkan Sertifikat welder. Dalam industri dikenal berbagai sertifikasi untuk welder, di antaranya Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk industri geotermal, sertifikasi dinas tenaga kerja (disnaker) untuk petrokimia, dan sertifikasi migas untuk migas. Para welder wajib bersertifikat karena proyek-proyeknya berisiko tinggi bahkan welder adalah pekerjaan dengan asuransi seumur hidup misalnya jika melakukan pengelasan pipa 5 tahun yang lalu, maka hasil las itu adalah tanggung jawab welder sampai kapanpun. Selain sertifikat untuk welder, terdapat juga sertifikat untuk profesi lain pengelasan misalnya welder enginers, welding instructor, welding inspector.
  • Pastikan sertifikat las selelu up to date, karena sertifikat pengelasan kadang berlaku hanya dalam jangka waktu tertentu.
  • Dalam melakukan pekerjaan pengelasan lakukan dengan konsisten, cermat, tangguh, dan jarang mengeluh. Lakukan komunikasi dengan welder lain atau dengan forum pengelasan untuk menambah pengeetahan pekerjaan las.

Wednesday, February 3, 2016

Komponen Pada Roller Conveyor


KOMPONEN PADA ROLLER CONVEYOR 2

Sebelumnya, telah dibahas tentang mesin roller conveyor dan fungsinya. Kali ini kita bahas tentang komponen-komponen yang ada pada roller conveyor. Komponen utama alat dan fungsi pada sistem roller conveyor adalah:
  1. Motor Pengerak. Fungsi dari motor penggerak adalah untuk menggerakkan drive roller supaya selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginka. Komponen ini pada umumnya ditempatkan di ujung paling akhir alur roller conveyor agar bisa menjaga rantai transmisi tetap tegang.
  2. Kerangka Badan. Fungsi dari kerangka badan adalah untuk menopang roller agar lokasi roller tidak berpindah-pindah. Dan untuk pemasangan roller dengan komponen ini harus pas agar tidak terjadi getaran yang tidak diinginkan saat roller berputardan dan juga saat menentukan jarak antar roller harus sesuai agar unit yang akan ditransportasikan tidak jatuh.
  3. Fungsi dari roller adalah sebagai pemindah barang yang akan ditransportasikan. ketika roller berputar harus diupayakan tidak bergetar agar tidak merusak barang yang ditransportasikan, sedangkan dimensi roller juga harus sama agar roller dapat menumpu barang dengan sempurna dan barang yang ditransportasikan tidak tersendat. Komponen ini haris diperhatikan khusus karena merupakan komponen yang paling utama sehingga desain dan perawatan adalah hal yang penting. Komponen roller ini terdiri dari pipa, rumah bearing, seal, poros, snapring, C-ring, dan bantalan.
  4. Tiang Penyangga. Fungsi dari tiang peyangga adalah untuk pondasi kerangka badan sistem roller conveyordan didesain sebagai tumpuan roller conveyor terhadap tanah yang kemudian dilalui oleh sistem conveyor.
  5. Sistem Transmisi. Fungsi dari sistem transmisi adalah untuk mentranmisikan daya pada penggerak ke sistem conveyor. Komponen ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu transmisi antara motor penggerak dengan drive roller dan transmisi antara drive roller dengan roller lain. Sistem transmisi antara motor penggerak dengan drive roller biasanya ditempatkan di ujung paling akhir dari jalur conveyor dan biasanya terdiri dari motor, speed reducer, coupling, sprocket, dan rantai. Sedangkan Sistem transmisi antara drive roller dengan roller biasanya ditempatkan pada kerangka badan sistem conveyor, biasanya digunakan sproket dan rantai dengan perbandingan kecepatan putar 1:1 agar kecepatan putar antar roller sama dan barang yang ditranportasikan dapat berjalan dengan baik.

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja roller conveyor secara umum adalah:
  1. Motor penggerak sebagai pemutar poros pada motor pada sistem transmisi menuju drive roller.
  2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem transmisi
  3. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain dengan tranmisi rantai
  4. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan transmisi 1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang sama.
  5. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar karena daya yang disalurkan oleh sistem transmisi.
  6. Transmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling terakhir.
Demikian adalah pembahasan cara kerja roller conveyor, sedangkan untuk perawatan dan perbaikannya adalah menggunakan kawat las EDZONA. Untuk konsultasi ataupun pemesanan bisa melalui email info@kawatlasedzona.com